Daftar Isi
BAB I
PENGENALAN BAHAN DAN ALAT
1.1 Bahan
a.Batu bata
Batu bata adalah suatu bahan bangunan yang terbuat dari tanah liat tanpa bahan campuran tambahan. Kemudian
dicetak dalam ukuran tertentu berbentuk balok dan dikeraskan melalui pembakaran,
sehingga tidak hancur lagi bila direndam dalam air.Standar ukuran bata di
Indonesia adalah:
52 mm x 115 mm x 240 mm - 50 mm x 110 mm x 230 mm
![]() |
Gambar : Batu Bata
b. Pasir
Pasir adalah suatu bahan bangunan yang berasal dari sungai, gunung
dan juga dapat dibuat dari gilingan batu. Pasir merupakan butiran-butiran
mineral atau agregat halus yang mempunyai gradasi 0 – 4 mm. fungsinya dalam
pasangan adalah sebagai bahan pengisi.Setiap tumpukan pasir harus diberi alas
agar pasir tidak bercampur dengan tanah yang ada di bawahnya, lebih-lebih
sewaktu pengambilannya dengan sekop.Dengan demikian kebersihan pasir dapat
dijamin dan mutu dari konstruksi bangunan yang kita kerjakan dapat di
tingkatkan.

c. Air
Air yang dipakai untuk membuat suatu adukan, hendaklah memenuhi
syarat – syarat yang ditentukan. Umpamanya untuk plesteran – plesteran yang
putih, tidak boleh dipakai air yang mengandung kotoran yang memberikan warna
pada adukan, misalnya zat besi yang akan memperlihatkan noda – noda coklat pada
plesteran. Untuk membuat suatu adukan kita harus memakai air yang jernih, kalau
ada yang mengandung zat lain itupun kadarnya harus kecil sekali. Banyaknya
pemakaian air tergantung pada jenis adukan yang dibuat, keadaan cuaca dan
sebagainya.

Gambar: Air
d. Kapur
Kapur
berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian dilebur dengan air sehingga
menjadi tepung.Sifat dari kapur adalah menyerap air, justru itu kapur harus
disimpan terhindar dari kelembaban.Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam
adukan, agar kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik, maka penyimpanan kapur dilapangan
harus ditempat yang kering dan usahakan didalam ruangan yang beratap, agar
terhindar dari hujan.Juga penimbunan kapur ini harus lebih tinggi dari
permukaan banjir daerah tersebut.

Gambar : Kapur
e. Semen
Semen adalah bahan hidrolik,artinya dapat
mengikat mengeras setelah bereaksi dengan air sebagai bahan pengikat (setelah
di campur dengan air),semen mempunyai proses pengerasan yang relatif cepat
yang penyusunannya juga relatif rendah jika
di bandingkan bahan pengikat yang lainnya. Semen sebaiknya di simpan di tempat
yang terlindungi dari panas dan hujan serta terhindar dari udara lembab.
§ Sifat-sifat semen
v Terbentuk dalam suhu
1400áµ’C-1500áµ’C
v Mengeras bila terkena
air dan udara lembab
v Membentuk tepung halus
![]() |
Gambar: Semen
1.2 Alat
1. Sendok Spesi
Sendok
spesi adalah alat yang terpenting dalam pekerjaan konstruksi batu, karena
berguna untuk mengambil dan meletakan mortar dalam pemasangan. Alat ini terbuat
dari pelat baja yang tipis dengan tangkai dari kayu. Daun sendok ini berbantuk
segi tiga, dan sisinya sama panjang dengan bata.
Gunanya untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pasangan terbuat dari plat baja tipis dengan
tangkai kayu berbentuk segitiga
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
![]() |
|||||||||
|
|||||||||
|
|||||||||
·
Sendok kecil
Gunanya sama dengan sendok spesi, tapi digunakan pada bidang dimana sendok
spesi tidak dapat digunakan. Misalnya : mengisi siar, memasang ubin dna
lain-lain.
2. Waterpass

![]() |
Gambar waterpas
3. Roskam
Alat
ini terbuat dari baja, plastik dan kayu,alat ini juga terbuat dari pelat tipis dan diberi
tangkai kayu dibelakangnya. Berguna untuk mendrop mortar pada saat memplester
dinding dan juga untuk menghaluskan permukaan plesteran.
![]() |
|||
![]() |
Gambar: roskam
4. Jointer

![]() |


![]() |
Gambar : jointer
5. Plat Siku
Terbuat dari plat besi atau baja
dengan sudut siku-siku dan dilengkapi garis-garis ukuran dalam cm, gunanya
untuk menyetel kesikuan pada sudut-sudut pertemuan dinding, siku ini 90°.
![]() |
Gambar siku
6. Line Boblyn

7. Kotak Spesi / Jolang
Terbuat dari plat besi yang tipis dengan
bentuk trapesium dan diberi tangkai pada sisinya untuk dipegang yang berguna
untuk meletakkan mortal sewaktu pemasangan bata.

Gambar jolang
8. Palu karet
Palu pemukul keramik adalah suatu alat yang dibuat khusus untuk
tukang batu. Ini digunakan untuk memukul,guna untuk mendapatkan keseimbangan
yang kita inginkan.
![]() |
Gambar :
Palu karet
9. Sekop
Alat ini matanya terbuat dari plat
besi, matanya lurus searah dengan gagang pegangannya dan ujung matanya agak
melengkung ke depan pegangannya terbuat dari kayu dan pada pangkalnya diberi
lapisan yang terbuat dari besi. Kegunaan alat ini adalah untuk menyedot pasir
dari tanah, mengaduk campuran material dan lain-lain sebagainya .
![]() |
Gambar sekop
Gambar : Sekop
10. Sikat Kawat
![]() |
Terbuat dari kawat,dan gagangnya berupa kayu. Alat ini berguna untuk membersihkan sisa mortal yang melekat pada bata.
Gambar : Sikat
kawat
11. Ayakan pasir
Ayakan
pasir terbuat dari kawat mesh yang diberi rangka kayu dan berbentuk empat
persegi panjang. Gunanya adalah untuk menyaring pasir, semen dan kapur untuk
mortar. Bentuknya ada yang berkaki, dan ada juga yang diberi tali gantungan.
Dan yang kecil dapat digunakan langsung dengan tangan.

Gambar : Ayakan pasir
12. Meteran
Meteran ada yang terbuat dari plat baja tipis dan
digulung dalam suatu kotak sebagai pelindungnya. Juga ada yang terbuat dari
kayu dan disebut meteran lipat.Pada meteran ini tercantum garis-garis ukuran
dalam inch, cm dan mm. kegunaannya adalah untuk mengukur ketebalan, lebar,
panjang dan tinggi dari suatu benda kerja.Panjangnya bermacam-macam dari 1 m
s/d 5 meter.

Gambar : Meteran
13.Unting-unting

Terbuat dari kuningan,besi atau timah,dengan berat lebih dari 300 gram s.d. 500 gram. Berguna untuk mengukur ketegakan suatu konstruksi,juga mengukur ketepatan suatu titik bangunan.
Gambar:unting-unting
14.
Gerobak dorong
![]() |
Mengunakan gerobak dorong adalah suatu hal yang sangat efektif dalampengangkutan bahan kelokasi pekerjaan. Umpamanya untuk mengangkutpasir,semen, kapur, dan juga mortar. Gerobak dorong biasanya mempunyai roda karet atau plat besi yang dibuat.
Gambar : Gerobak dorong
15. Ember
Ember
terbuat dari plastik dengan bentuk piramid terpancung, dan diberi tangkai untuk
pegangannya. Kegunaanya adalah untuk mengambil air, menakari pasir atau semen,
membawa adukan dan lain-lain sebagainya .
![]() |
Gambar : Ember
16. Cangkul
![]() |
Alat ini mempunyai mata plat besi dan gagang yang terbuat dari kayu. Gunanya adalah untuk mengaduk material yang dikerjakan, menggali tanah dan lain sebagainya .
Gambar : Cangkul
BAB II
CARA KERJA
2.1 Mengaduk Mortal Secara Manual
1.
Siapkan alat, bahan dan letakan
disekitar lokasi kita akan mengaduk
2.
Ambil semen, pasir sesuai
dengan perbandingan yang kita gunakan
3.
Kemudian aduk campuran antara
semen dan pasir secara merata dengan menggunakan skop
4.
Setelah semua bahan tercampur
dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
5.
Kemudian aduk lagi hingga rata
sampai menghasilkan mortar yang plastis dan homogen
2.1.1 Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mampu menentukan takaran bahan
dengan perbandingan yang benar
2. Mahasiswa mampu mencampur dan mengaduk bahan
sampai menjadi adukan yang benar
3. Mahasiswa mengetahui cara penempatan bahan dan
peralatan sewaktu bekerja dengan benar
2.1.2 Tujuan Intruksional Khusus
1. Mahasiswa melakukan
kegiatan dengan disiplin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang
mendapatkan hasil maksimal.
2.1.3 Prinsip Kerja
Dalam pekerjaan konstruksi batu ini tenaga kerja adalah
faktor yang memegang peranan penting, terutama kalau kita membicarakan tentang kekuatan konstruksi. Sebab yang dikatakan memasang batu tidaklah hanya menyusun batu
sedemikian saja, tetapi ada aturan dan teknik tertentu.
2.1.4 Dasar Teori
Kerja batu adalah
segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan batu atau yang
menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang digunakan adalah batu buatan dan
bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat, batu dapat disusun
dalam berbagai hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini biasanya
dikenal dengan nama mortal, yang mana untuk mengikat batu satu sama lainnya setelah lapisan perekat
menjadi keras sehingga seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat.
Batu
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
Ø Batu Alam
Ada beragam material yang dapat
dipakai untuk melapisi dinding. Batu alam salah
satunya. Aksen dekoratif yang indah dapat tersaji, jika kita cermat dalam memilih dan memasangnya. Batu alam membuat
tampilan ruangan jadi alami. Bentuk,
tekstur, dan motifnya mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami. Dalam pemasangan, batu alam dapat
menghasilkan beragam pola dan tampilan.
Batu alam
dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak bujur sangkar, dan susun sirih. Selain
juga pemasangan maju mundur. Pilihan pola ini dapat
disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter batu yang dipakai.
Batu candi
Batu ini
berupa lempengan. Mudah menyerap air karena berpori besar, teksturnya kasar apabila terkena air,
warna batu lebih kelam. Biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm, dan 20
cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih
besar, berkisar antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.
Umumnya batu
candi digunakan pada eksterior. Misalnya di teras, selasar, dan pagar. Namun, tak tertutup kemungkinan
batu candi dipakai pada interior. Biasanya hanya
sebatas pemanis ruangan.
Batu
paras
Beda dengan
batu candi, batu paras memiliki tekstur lebih halus. Proses pembuatannya dibantu mesin penghalus. Warna
pun lebih terang. Ada yang kuning, hijau,
cokelat, dan putih. Ukuran yang umum diperjualbelikan adalah 10 cm x 10 cm sampai 20 cm x 40 cm. Batu ini cocok
di segala ruang, eksterior maupun interior. Sebagai
aksen dinding atau lantai. Namun, jika aplikasi batu paras di ruang eksterior perlu proses coating. Tingkat
porositasnya yang tinggi membuat batu ini mudah lembap dan ditumbuhi lumut. Hal penting yang perlu diketahui saat
pemasangan, gunakan adukan semen
yang lembek agar batu dapat terikat kuat pada dinding.
Batu
kali
Bongkahan
menjadi ciri utama batu kali. Batu ini biasa digunakan untuk fondasi rumah. Meski begitu, tersedia juga
batu kali lempengan. Bentuk dan ukurannya biasanya tidak teratur. Lempengan
batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai. Bentuk dan ukuran
yang tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan agak sedikit ribet. Butuh
tukang ahli supaya hasilnya rapi.
Batu
andesit
Batu ini
paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat porositasnya paling
kecil karena berpori rapat. Warnanya gelap. Ukuran yang tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40
cm, dengan ketebalan 3-4 cm. Seperti halnya batu
paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang. Pola yang banyak digunakan
adalah susun bata. Pola ini menjadikan struktur pelapis dinding ini kuat
karena saling mengikat.
Cementaid
Mempunyai
Coating untuk Batu Alam, selain untuk memproteksi dari serangan jamur dan
lumut, penggunaannya juga dapat memperindah tampilan batu alam,memperpanjang usianya serta meningkatkan
kekuatannya dari kelapukan.
Ada 2 Tipe Coating Batu
Alam :
1. Driceal Natural Look :
Warna sama persis seperti batu alam
sebelum dicoating cocok diaplikasikan pada
batu palimanan, terracota, paras jogja,
marmer, granit, dll
2. Gloscoat Wetlook :
Tampilan
Glossy / Mengkilap, menimbulkan efek Basah Cocok diaplikasikan pada batuan
yang diletakkan dekat area air (kolam renang, air mancur, dll). Diantaranya Batu Kali, Batu Candi, Batu Andesit, dll
Ø Batu buatan
Batu
buatan adalah bahan bangunan yang sengaja dibuat menyerupai batu alam dan
dipergunakan untuk maksud-maksud tertentu. Contoh : batu bata, batako, concrete
block, paving block.
Ø Bahan-bahan
Disini akan dikenalkan
bahan-bahan yang biasa digunakan untuk pekerjaan batu baik itu material utama
maupun material dari bahan perekat batu tersebut.
·
Batu bata
Terdiri
dari 2 macam yaitu :
1.
Bata merah
Bata
merah adalah suatu unsur bangunan yang terbuat dari tanah liat dengan atau
tanpa bahan tambahan seperti serbuk gergaji, sekam padi atau pasir. Tanah liat
ini dicetak berbentuk balok – balok, lalu dibakar dengan C untuk mengeraskannya,
sehingga tidak dapat hancur°temperatur 1050 lagi bila direndam
dalam air.
Penimbunan
dilapangan harus diberi lantai dengan jarak 30 cm dari permukaan tanah. Bata
disusun berdiri arah lebarnya dan disusun berselang – seling empat buah – empat buah. Ketinggian
penyusunan max 2 m ini untuk memudahkan dalam
pengambilan. Diatasnya ditutup dengan kain terpal atau plastik agar air hujan tidak terserap oleh bata merah.

2.
Super Bata
Super
bata adalah bahan bangunan yang bentuk dan kegunaannya sama dengan bata merah.
Super bata juga terbuat dari tanah liat dan dicampur dengan pasir halus. Pembuatannya melalui proses mekanis,
oleh karenanya super bata mempunyai permukaan
halus dengan ukuran yang sama. Biasanya bata ini dibuat tidak penuh, tapi
berlobang sehingga dapat menghemat bahan baku dan menghasilkan ikatan yang kuat
dengan mortar. Karena Super bata mempunyai permukaan yang halus, maka pada pemakaiannya kita tidak memerlukan plesteran
lagi. Dan juga karena bentuknya yang bervariasi, maka dapat dibuat
pemasangannya yang artisrik.
3. Batu Cetak
Batu
cetak adalah suatu bahan bangunan yang diproduksi oleh masyarakat kita, terbuat
dari trus dan kapur dengan perbandingan 5 : 1. Banyak keuntungan yang dapat kita ambil dari pemakaian batu
cetak ini, umpamanya untuk pemasangan 1 m2 dinding lebih sedikit jumlah batu
yang diperlukan, dan juga mengurangi keperluan mortal sampai 30 – 50 %. Berat
pasangan jauh lebih ringan dari konstruksi bata merah bias 50 % lebih ringan, sehingga tidak diperlukan lagi pondasi
yang tidak terlalu dalam. Disebabkan oleh bentuk batu cetakan yang beraneka
macam, sehingga menarik, dan karena itu pula, dinding tidak usah diplester
karena ini sudah cukup menarik. Komposisi mortar untuk pemasangan batu cetak
ini harus sama dengan komposisi bahan batu cetak itu sendiri, sehingga dapat
menghasilkan ikatan yang baik antara mortar dan batu cetak.
4. Batako Press
Batako
press ini terbuat dari adukan kapur, pasir, tras dan semen, pencetakannya
dengan mesin press, dibuat berlobang untuk menghemat bahan dan juga untuk
isolasi suara dan panas. Dan biasanya tembok sebelah luar tidak diplester lagi,
kecuali bagian dalam dinding.
Ukuran Standarnya untuk Indonesia adalah
:
a. 52 mm x 115 mm x 240 mm
b. 50 mm x 110 mm x 230 mm
a. 52 mm x 115 mm x 240 mm
b. 50 mm x 110 mm x 230 mm
Syarat pembuatan siar
a. Siar tegak = 1 – 1,5 cm
b. Siar datar = 1 – 2,5 cm
Pekerjaan pasangan bata telah dikenal sejak
kurang lebih 6000 tahun yang lalu (Zaman
Babilonia). Peningkatan konstruksi kuno terlihat di Mesir, Roma, Eropa, Inggris, Cina dan Indonesia (kerajaan
majapahit dan sriwijaya).
Di Indonesia, sebagian pekerjaan pasangan bata
menggunakan bata merah yang dihasilkan
oleh industri kecil, hal ini umumnya kekuatan mutunya rendah serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Pembuatan bata merah mutu tinggi dihasilkan oleh industri besar di buat setelah
tahun 1970 (pelita), yaitu bata bentuk pegal, berlubang atau berongga dan
berbentuk bata lapis. Tapi bata jenis ini jauh lebih mahal dibanding dengan
bata industri kecil (4 s/d 7 kali lipat), maka untuk kontruksi pasangan bata
yang umum (dinding rumah tinggal biasa dan sejenisnya) dipakai hasil industri
kecil, meski mutunya kurang lebih 1/3 sampai ½ dari bata mutu tinggi.
Berbagai jenis
bahan bangunan dapat dipergunakan untuk membut didinding bangunan, tetapi bata merupakan salah
satu jenis bahan untuk pemasangan didnding yang
banyak digunakan. Hal tersebut dikarenakan :
- Dinding pemasangan bata dapat berfungsi sebagai pembagi ruangan
- Mampu menahan beben
- Isolasi terhadap panas dan suara
- Proteksi terhadap kebakaran dan cuaca
- Relatif merah dan awet
- Dalam bidang datar sangat fleksibel
- Menampilkan permukaan luas yang menarik (estetika)
Sedangkan sifat dinding pasangan bata yang
menarik oleh ahli teknik dan arsitek, sehingga sering digunakan, yaitu :
- Kuat tekan dan lentur, kedua gaya ini menyatu menjadi gaya vertical dan gaya horizontal
- Daya hantar panas yang baik, dapat menahan panas pada pasangannya (sehingga ruangan tidak panas) kemudian mengeluarkannya pada suhu rendah
- Daya sekat suara atau kedap suara
- Ketahanan api sampai 600°C (sedangkan beton 300°C)
- Tahan terhadap pemuaian dan penyusutan (tergantung bayak bahan perekat)
- Tahan terhadap daya rembes iar hujan
Dalam satu pasangan tembok bata, diperlukan
kurang lebih 30% adukan untuk mambuatnya.
Dinding tersebut dibuat sedemikian, sehingga memenuhi syarat kekuatan,
keawatan dan stabilitas serta memberikan sifat yang baik terhadap pengaruh
cuaca dimana tembok itu didirikan /
dibangun. Juga ditempat yang memiliki gangguan gempa bumi, sifat tembok
itu juga harus tahan terhadap gaya-gaya horizontal.
Karena pasangan dinding bata merupakan susunan
dari bata dan adukan / mortar, maka sifat dinding tersebut dipengaruhi oleh
sifat bata dan adukan pasangannya. Oleh karena itu pengetahuan mengenai sifat
bata, terutama sifat kekuatannya perlu diketahui sehingga dapat diperkirakan kekuatan dinding tembok yang akan
dibangun / dibuat.
Disamping itu perlu diketahui cara pelaksanaan
pekerjaannya, karena walaupun bahan
yang dipakai baik mutunya tetapi bila cara pelaksanaan tidak benar maka akan
menghasilkan tembok yang tidak baik. Oleh karena iti sifat suatu dinding tembok
bata tergantung dari beberapa
faktor, yaitu:
2.1.5 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Sendok spesi 10. Meteran
2. Palu karet 11.
Sikat kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15. Benang
7. Ember / Timba 16.
Sendok plasteran
8. Cangkul 17.
Sepatu safety
9. Sekop 18.Ruskam
10. Tingle 22.
Straigh Edge
11. Pensil 23.
Skrap spesi
12. Apply trowel 24.
Unting-unting
B. Bahan
1. Pasir
2. Semen/Kapur
3. Air
2.1.6 Keselamatan Kerja
1. Berdoa sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan.
2. Pakailah pakaian dengan lengkap dan
rapi.
3. Selalu menggunakan sepatu safety
apabila terjun kelapangan.
4. Kerjakan pekerjaan yang telah
diizinkan pelaksanaannya oleh Instruktur
5. Jangan bersenda gurau pada saat
sedang bekerja.
6. Tempatkan alat -
alat dan bahan - bahan kerja yang baik dan teratur ditempat pekerjaan.
7. Fokuskan pemikiran pada pekerjaan yang
sedang dilaksanakan.
8. Patuhilah segala petunjuk instruktur
yang menjadi pembimbing
dilapangan.
2.1.7 Langkah Kerja
1. Pasir di ayak
dengan ayakan yang tersedia.
2. Pakailah pakaian
kerja yang sudah di sediakan sebelum memulai
pekerjaan.
3.
Gunakan Peralatan pada Tool Keeper seseuai dengan keutuhan.
4.
Tempatkanlah peralatan dan bahan di sekitar lokasi pengaduk, agar mudah di jangkau dan mudah diambil.
5. Dalam pengadukan mortal perbandingan yang biasa di pakai adalah
perbandingan
dalam volume, umpanya 1 sendok kapur : 2 ember pasir, kita tidak memakai semen hanya
menggunakan kapur saja.
6.
Ambil 1 bagian kapur, dan 2 bagian pasir, masukkan kedalam bak pengaduk.
7.
Diaduk sampai benar-benar merata.
8. Bahan-bahan yang sudah teraduk tersebut di tumpukkan di tengah
bak pengaduk menjadi satu, dan buat kawah di
tengahnya.
9. Kemudian di
tambahkan air ke dalamnya, tanyakan kepada instruktur berapa
banyak air yang di butuhkan. Kemudian
aduk dengan cara membolak-balik dengan cangkul pengaduk.
10. Setelah siap
dikerjakan sesuai dengan job, bersihkan kembali alat yang digunakan pada
tempat nya.
![]() |
2.1.8 Gambar Kerja
2.2 Tata Cara Penyiapan Tempat Kerja
1. Tentukan
lokasi dimana bidang kerja anda, kemudian garis pada lantai kerja dengan kapur
sesuai dengan gambar kerja.
2. Siapkan
semua peralatan dan bahan yang akan di pakai dalam bekerja, kemudian tempatkan sedemikian
rupa, tidak terlalu jauh / mudah untuk di jangkau.
3. Tempatkan
kotak spesi kira-kira 70 cm dari bidang pekerjaan dan susun bata di kiri-kanan
dari kotak spesi.
4. Waterpass,
tongkat ukur, plat siku dan sendok spesi diletakkan di atas kotak spesi.
5. Peralatan yang tajam seperti line bobbyn di
letakkan di sisi bata dengan matanya yang tajam menghadap bata.
6. Sebelum bata di susun dengan baik terlebih
dahulu batu bata harus di rendam terlebih dahulu, karena bata mempunyai daya
resap yang tinggi. Hal ini di lakukan untuk mencegah pengurangan daya ikat pada
ikatan bata tersebut, sehingga partikel-partikel bahan pengikat yang ada di
dalamya tidak terserap oleh bata.
2.3 Pertanyaan
1. Apa yang di maksud mortal (adukan) ?
2. Sebutkan alat-alat yang
digunakan untuk mengaduk mortal ?
3. Tuliskan langkah-langkah kerja dalam
menyiapkan adukan ?
4. Tipe coating batu alam dibagi 2,
sebutkan dan jelaskan !
5. Apa tujuan instruksional umum ?
2.4 Jawaban
1. Adukan adalah suatu
campuran dari bahan pengikat dan bahan pengisi serta air sampai konsisten tertentu.
2. Alat untuk mengaduk mortal ialah :
a. Jolang
b. Sekop
c. Cangkul
d. Gerobak dorong
e. Ember
3.langkah kerja pengadukan mortal ialah :
a.
Pasir di ayak dengan ayakan yang tersedia.
b.
Pakailah pakaian kerja yang sudah di sediakan sebelum memulai pekerjaan.
c. Gunakan Peralatan pada Tool Keeper
seseuai dengan keutuhan.
d. Tempatkanlah peralatan dan bahan di sekitar lokasi
pengaduk, agar mudah dijangkau dan mudah
diambil.
e. Dalam pengadukan mortal perbandingan yang biasa di
pakai adalah perbandingan dalam volume, umpanya 1
sendok kapur : 2 ember pasir, kita
tidak memakai semen hanya menggunakan kapur saja.
f. Ambil 1 bagian kapur, dan 2 bagian pasir,
masukkan kedalam bak pengaduk.
g. Diaduk sampai benar-benar merata.
h. Bahan-bahan yang sudah teraduk
tersebut di tumpukkan di tengah bak
pengaduk menjadi satu, dan buat kawah di tengahnya.
i. Kemudian di tambahkan air ke
dalamnya, tanyakan kepada instruktur
berapa banyak air yang di butuhkan.
Kemudian aduk dengan cara
membolak-balik dengan cangkul pengaduk.
j. Setelah siap dikerjakan sesuai
dengan job, bersihkan kembali alat yang
digunakan pada tempat nya.
4.Tipe coating batu alam yaitu:
1. DRICEAL Natural Look - Warna sama persis
seperti batu alam sebelum dicoating cocok diaplikasikan pada batu palimanan,
terracota, paras jogja, marmer, granit, dll
2. GLOSCOATWetlook - Tampilan Glossy / Mengkilap,
menimbulkan efek basah cocok diaplikasikan pada batuan yang diletakkan dekat
area air (kolam renang, air mancur, dll). Diantaranya Batu Kali, Batu Candi,
Batu Andesit, dll
5. Tujuan instruksional umum :
1.
Mahasiswa mampu menentukan
takaran bahan dengan perbandingan yang benar
2. Mahasiswa mampu mencampur
dan mengaduk bahan sampai menjadi adukan yang benar
3. Mahasiswa mengetahui cara
penempatan bahan dan peralatan sewaktu bekerja dengan benar
BAB III
PASANGAN DINDING BATA ½ BATU IKATAN BIASA
3.1 Mengaduk Mortal Secara Manual
1.
Siapkan alat, bahan dan letakan
disekitar lokasi kita akan mengaduk
2.
Ambil semen, pasir sesuai
dengan perbandingan yang kita gunakan
3.
Kemudian aduk campuran antara
semen dan pasir secara merata dengan menggunakan skop
4.
Setelah semua bahan tercampur
dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
5.
Kemudian aduk lagi hingga rata
sampai menghasilkan mortar yang plastis dan homogen
3.1.1 Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mampu menentukan takaran bahan
dengan perbandingan yang benar
2. Mahasiswa mampu mencampur dan mengaduk bahan
sampai menjadi adukan yang benar
3. Mahasiswa mengetahui cara penempatan bahan dan
peralatan sewaktu bekerja dengan benar
3.1.2 Tujuan Intruksional Khusus
1. Mahasiswa melakukan
kegiatan dengan disiplin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang
mendapatkan hasil maksimal.
3.1.3 Prinsip Kerja
Dalam pekerjaan konstruksi batu ini tenaga kerja adalah
faktor yang memegang peranan penting, terutama kalau kita membicarakan tentang kekuatan konstruksi. Sebab yang dikatakan memasang batu tidaklah hanya menyusun batu
sedemikian saja, tetapi ada aturan dan teknik tertentu.
3.1.4 Dasar Teori
Kerja batu adalah
segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan batu atau yang
menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang digunakan adalah batu buatan dan
bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat, batu dapat disusun
dalam berbagai hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini biasanya
dikenal dengan nama mortal, yang mana untuk mengikat batu satu sama lainnya setelah lapisan perekat
menjadi keras sehingga seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat.
3.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan
a. Alat yang diperlukan
1. Sendok spesi 10. Meteran
2. Palu karet 11. Sikat
kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15. Benang
7. Ember / Timba 16.
Sendok plasteran
8. Cangkul 17.
Sepatu safety
9. Sekop 18.Ruskam
10. Tingle 22.
Straigh Edge
11. Pensil 23.
Skrap spesi
12. Apply trowel 24.
Unting-unting
b. Bahan yang digunakan
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur
4. Air
3.3 Keselamatan Kerja
1. Berdoa sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan.
2. Pakailah
pakaian dengan lengkap dan rapi.
3. Selalu
menggunakan sepatu safety apabila terjun kelapangan.
4. Kerjakan
pekerjaan yang telah diizinkan pelaksanaannya oleh Instruktur
5. Jangan bersenda
gurau pada saat sedang bekerja.
6. Tempatkan alat
- alat dan bahan - bahan kerja yang baik dan teratur ditempat ....pekerjaan.
7. Fokuskan
pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
8.
Patuhilah segala petunjuk instruktur yang menjadi pembimbing dilapangan.
3.4 Langkah-langkah Kerja
1. Menyiapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan.
2. Tentukan
tempat/lokasi pekerjaan.
3. Ambil sendok
spasi dan sebuah bata pasang melintang dengan
jarak
15- 20 cm dari ujung pasangan, lalu datarkan dengan
water
pass kearah panjang dan lebar, kemudian pasang
melintang
pada ujung yang satu lagi dengan cara yang sama.
4. Ambil benang
dan cantolkan pada kedua bata itu hingga lurus.
5. Pemasangan
dilakukan, tangan kiri memegang bata dan tangan kanan
memegang .sendok spasi.
6.
Kemudian letakan bata diatas spasi yang sudah disebarkan diatas pondasi,
kerja ....dengan sisi bat ayang
panjang sejajar dengan benang, pinggir bata harus ....mempunyai kerengangan 1,5 mm.
7. Pertemuan antar
batu pertama dan batu kedua harus dibatasi oleh spasi setebal ....1cm.
8. Untuk pemasangan bata selanjutnya,
caranya sama dengan bara kedua dan begitu .pula sampai selesai lapis pertama.
9. Kemudian untuk lapis
kedua kita mulai bata setengah, dan sisinya dibuat tegak .... lurus dengan memakai water pass.
11. Pasang 1/2 bata pada uujng satu
lagi seperti tadi, dan sisinya dibuat tegak lurus dengan memakai water pass.
11. Kemudian letakkan line bobyn sebagai pedoman kedataran dan
pasang lapisan .....bata
kedua selanjutnya sampai selesai.Begitulah selanjutnya sampai seterusnya .....selesai.
3.5 Gambar Kerja























![]() |
PERSPECTIVE
![]() |
LAPISAN 2
![]() |
LAPISAN 1
![]() |
LAY OUT
3.6 Tata Cara Penyiapan Tempat Kerja
1. Tentukan
lokasi dimana bidang kerja anda, kemudian garis pada lantai kerja dengan kapur
sesuai dengan gambar kerja.
2. Siapkan
semua peralatan dan bahan yang akan di pakai dalam bekerja, kemudian tempatkan
sedemikian rupa, tidak terlalu jauh / mudah untuk di jangkau.
3. Tempatkan
kotak spesi kira-kira 70 cm dari bidang pekerjaan dan susun bata di kiri-kanan
dari kotak spesi.
4. Waterpass,
tongkat ukur, plat siku dan sendok spesi diletakkan di atas kotak spesi.
5. Peralatan yang tajam seperti line bobbyn di
letakkan di sisi bata dengan matanya yang tajam menghadap bata.
6. Sebelum bata di susun dengan baik terlebih
dahulu batu bata harus di rendam terlebih dahulu, karena bata mempunyai daya
resap yang tinggi. Hal ini di lakukan untuk mencegah pengurangan daya ikat pada
ikatan bata tersebut, sehingga partikel-partikel bahan pengikat yang ada di
dalamya tidak terserap oleh bata.
3.7 Pertanyaan
1. Apa-apa saja alat untuk pemasangan
dinding bata ½ batu ?
2. Sebutkan bahan untuk pemasang
dinding ½ batu ?
3. Sebutkan 2 langkah kerja ?
4. Apa tujuan pemasangan dinding bata
½ ?
5. Berpakah tebal siar datar pada
pemasangan dinding ½ bata ?
3.8 Jawaban
1. 1. Sendok spesi 10. Meteran
2. Palu karet 11.
Sikat kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15. Benang
7. Ember / Timba 16.
Sendok plasteran
8. Cangkul 17.
Sepatu safety
9. Sekop 18.Ruskam
10. Tingle 22.
Straigh Edge
11. Pensil 23.
Skrap spesi
12. Apply trowel 24.
Unting-unting
2. a. Batu bata
b. Pasir
c. Kapur
d. Air
3. a. Menyiapkan alat dan
bahan yang dibutuhkan.
b. Tentukan tempat/lokasi pekerjaan.
4. a.
Dapat mengukur ketegakan dan kedataran pasangan dengan waterpass.
b. Memasang dinding seperdua bata dengan
benar.
c. Meningkatkan skeel tentang cara
memasang batu bata yang baik dan benar.
d. Menggunakan semua jenis peralatan
masontry.
5. Siar datar tebalnya 0,8 – 1,2 cm.
BAB IV
PASANGAN DINDING SATU BATA IKATAN JERMAN
4.1 Mengaduk Mortal Secara Manual
6.
Siapkan alat, bahan dan letakan
disekitar lokasi kita akan mengaduk
7.
Ambil semen, pasir sesuai
dengan perbandingan yang kita gunakan
8.
Kemudian aduk campuran antara
semen dan pasir secara merata dengan menggunakan skop
9.
Setelah semua bahan tercampur
dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
10.
Kemudian aduk lagi hingga rata
sampai menghasilkan mortar yang plastis dan homogen
4.1.1 Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mampu menentukan takaran bahan
dengan perbandingan yang benar
2. Mahasiswa mampu mencampur dan mengaduk bahan
sampai menjadi adukan
yang benar
3. Mahasiswa mengetahui cara penempatan bahan dan
peralatan sewaktu bekerja dengan benar
4.1.2 Tujuan Intruksional Khusus
1. Mahasiswa melakukan
kegiatan dengan disiplin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang
mendapatkan hasil maksimal.
4.1.3 Prinsip Kerja
Dalam pekerjaan konstruksi batu ini tenaga kerja adalah
faktor yang memegang peranan penting, terutama kalau kita membicarakan tentang kekuatan konstruksi. Sebab yang dikatakan memasang batu tidaklah hanya menyusun batu
sedemikian saja, tetapi ada aturan dan teknik tertentu.
4.1.4 Dasar Teori
Kerja batu adalah
segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan batu atau yang
menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang digunakan adalah batu buatan dan
bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat, batu dapat disusun
dalam berbagai hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini biasanya
dikenal dengan nama mortal, yang mana untuk mengikat batu satu sama lainnya setelah lapisan perekat
menjadi keras sehingga seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat.
4.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan
a. Alat yang digunakan
1. Sendok spesi 10. Meteran
2. Palu karet 11.
Sikat kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15. Benang
7. Ember / Timba 16.
Sendok plasteran
8. Cangkul 17.
Sepatu safety
9. Sekop 18.Ruskam
10. Tingle 22.
Straigh Edge
11. Pensil 23.
Skrap spesi
12. Apply trowel 24.
Unting-unting
b.
Bahan yang digunakan
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur/semen
4. Air
4.3 Keselamatan Kerja
1. Berdoa
2. Menggunakan Helm
3. Memakai sepatu
Safety
4. Memakai Baju kerja
5. Memakai masker
4.4 Langkah-langkah kerja
1. Hitung kebutuhan bahan-bahan yang di
perlukan dalam pemasangan berdasarkan gambar kerja.
2. Aduk mortal dengan konpesisi 1 Kp : 3 Ps Sebanyak yang di
perlukan.
3. Siapkan semua
peralatan dan bahan yang akan digunakan dan di letakkan dengan teratur di dekat
lokasi kerja.
4. Buat kepala pasangan
dengan bata melintang pasang setiap ujung pasangan yang akan di muat dengan jarak
15 s/d 20 cm. Dan kepala pasangan ini harus salinan waterpass.
5 .Kemudian cantolkan line bobbyn pada kedua bata itu, lalu kita mulai
memasang bata lapisan pertama dengan bata melintang sampai penuh.Bata tidak boleh
menyentuh benang, tapi diberi renggang 1 mm dari benang.
6. Untuk pemasangan lapisan ke
–II ,dimulai dengan memasang bata ¾ panjang .
7. Untuk Lapisan ke-III sama dengan lapisan pertama
,yaitu dimulai dengan bata
melintang pada kedua ujung pasangan.
8. Pemasangan bata pada lapisan ke-IV, kita Lakukan
dengan memasang bata ¾ pada ujung yang tegak ,dan dilakukan dengan bata melintang
,dan pada yang lain nya kita pasang memanjang dua berjajar.
9. Begitulah pemasangan selanjutnya, lapis
demi lapis silih berganti, sehingga
terpasang.
4.5Tujuan :
1. Membuat pasangan satu bata
dalam ikatan Jerman (Deutch Bond) dengan
Teknik yang benar.
2. Membuat awalan
pasangan tegak
3. Menghitung
kebutuhan bahan yang di butuhkan per m2 pasangan.Dengan
Komposisi adukan 1 kp : 3 ps
4. Menghitung
bahan yang akan di pakai dalam lembaran kerja.
Setelah mengerjakan
pekerjaan memasang dinding bata ½ batu, maka perlu diketahui masih ada lagi pasangan
yaitu pasangan satu batu dalam ikatan jerman.Dalam ikatan ini, Mahasiswa di
tuntun untuk dapat memasang pasangan ini dengan benar, mengukur ketegakan dan kedatarannya
dengan waterpass, serta mampu menghitung kebutuhan bahan yang di butuhkan.Hasil
dari kerja ini, mendapat ketegakan dan kedataran yang tepat sesuai gambar kerja.
4.6 Gambar Kerja
![]() |
PERSPEKTIF
s

LAPISAN 2

LAPISAN 1

LAYOUT
4.7 Pertanyaan
4.8 Jawaban
1. . Alat yang diperlukan
1. Sendok spesi 10. Meteran
2. Palu karet 11.
Sikat kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15. Benang
7. Ember / Timba 16.
Sendok plasteran
8. Cangkul 17.
Sepatu safety
9. Sekop
a. Membuat pasangan satu bata dalam ikatan Jerman (Deutch Bond)
dengan
teknik yang
benar.
b. Membuat awalan pasangan teggak.
c. Menghitung kebutuhan bahan yang di butuhkan
per m2 pasangan.Dengan
Komposisi adukan 1 kp : 3 ps
d. Menghitung bahan yang akan di pakai dalam
lembaran kerja.
4. Yang harus di pakek saat
bekerja yaitu:
a. Berdoa
b. Menggunakan Helm
c. Memakai sepatu Safety
d. Memakai Baju kerja
e. Memakai
masker
5. Dimulai dengan memasang bata ukuran ¾
panjang.
BAB V
PASANGAN GIGI JATUH
5.1 Mengaduk Mortal Secara Manual
11.
Siapkan alat, bahan dan letakan
disekitar lokasi kita akan mengaduk
12.
Ambil semen, pasir sesuai
dengan perbandingan yang kita gunakan
13.
Kemudian aduk campuran antara
semen dan pasir secara merata dengan menggunakan skop
14.
Setelah semua bahan tercampur
dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
15.
Kemudian aduk lagi hingga rata
sampai menghasilkan mortar yang plastis dan homogen
5.1.1 Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mampu menentukan takaran bahan
dengan perbandingan yang benar
2. Mahasiswa mampu mencampur dan mengaduk bahan
sampai menjadi adukan yang benar
3. Mahasiswa mengetahui cara penempatan bahan dan
peralatan sewaktu bekerja
dengan benar
5.1.2 Tujuan Intruksional Khusus
1. Mahasiswa melakukan kegiatan dengan disiplin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang mendapatkan hasil maksimal.
5.1.3 Prinsip Kerja
Dalam pekerjaan konstruksi batu ini tenaga kerja adalah
faktor yang memegang peranan penting, terutama kalau kita membicarakan tentang kekuatan konstruksi. Sebab yang dikatakan memasang batu tidaklah hanya menyusun batu
sedemikian saja, tetapi ada aturan dan teknik tertentu.
5.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan
a. Alat yang diperlukan
1. Sendok spesi 10. Meteran
2. Palu karet 11.
Sikat kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15. Benang
7. Ember / Timba 16.
Sendok plasteran
8. Cangkul 17.
Sepatu safety
9. Sekop 18.Ruskam
10. Tingle 22.
Straigh Edge
11. Pensil 23.
Skrap spesi
12. Apply trowel 24.
Unting-unting
b. Bahan yang digunakan
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur / semen
4. Air
5.3 Keselamatan Kerja
1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.
2. Pakailah pakaian dengan lengkap dan rapi.
3. Selalu menggunakan sepatu safety apabila terjun
kelapangan.
4. Kerjakan pekerjaan yang telah diizinkan
pelaksanaannya oleh Instruktur
5. Jangan bersenda gurau pada saat sedang bekerja.
6. Tempatkan alat - alat dan bahan - bahan kerja yang
baik dan teratur ditempat .... pekerjaan.
7. Fokuskan pemikiran pada pekerjaan yang sedang
dilaksanakan.
8. Patuhilah segala petunjuk instruktur
yang menjadi pembimbing dilapangan.
5.4 langkah kerja
1.
Baca Do’a
2.
Menyiapkan alat dan
perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan
3.
Mengaduk mortal di dalam jolang
4.
Membuat lay-out pekerjaan yang akan dilaksakan
5.
Dikedua sisi lain dari pasangan
gigi jatuh dipasang pasangan ½ batu.
6.
Dikedua sisi pasangan gigi jatuh,
ujungnya tetap dipasang bata utuh yang dimana Baris berbaris
7.
semakin keatas lapisan, bata
dikurang satu persatu.
8.
Dipertemuan 2 dinding terbentuk
sudut siku diempat sisi dinding dan dipasang ...bata ¾ ditengah dinding pasangan bata.
9.
Dikedua sisi pasangan gigi
jatuh harus benar – benar terukur kemiringan dan.seimbang sampai ke lapisan paling atas.
10.
Bersihkan tempat kerja.
11.
Cuci alat kerja kemudian simpan
di kotak peralatan.
5.5 gambar kerja

5.6 Pertanyaan
1.
Kapan pasangan batu gigi jatuh
digunakan ?
2.
Apa saja alat yang digunakan
dalam pemasangan bata gigi jatuh ?
3.
Apa saja bahan yang digunakan
dalam pemasangan bata gigi jatuh ?
4.
Apa tujuan pemasangan bata gigi
jatuh ?
5.
Jenis sepatu apa yang dipakai
saat melakukan praktek?
5.7 Jawaban
1.
Pasangan gigi jatuh ini biasa
digunakan pada saat pelaksanaan kerja setengah selesai dan hendak dilaksanakan
pada keesokan harinya.
2.
Alat yang dibutuhkan:
1. Sendok spesi 10. Meteran
2. Palu karet 11.
Sikat kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15. Benang
7. Ember / Timba 16.
Sendok plasteran
8. Cangkul 17.
Sepatu safety
9. Sekop
3. Bahan yang dibutuhkan
1. Batu bata
2. Kapur / Semen
3. Air
4. Pasir
4. Tujuannya adalah
a. Memasang bata dengan dua
sudut melintang
b. Di salah satu sudut
membentuk pasangan model tangga
5.
Sepatu safety
BAB VI
JOB KOMBINASI
6.1 Mengaduk Mortal Secara Manual
16.
Siapkan alat, bahan dan letakan
disekitar lokasi kita akan mengaduk
17.
Ambil semen, pasir sesuai
dengan perbandingan yang kita gunakan
18.
Kemudian aduk campuran antara
semen dan pasir secara merata dengan menggunakan skop
19.
Setelah semua bahan tercampur
dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
20.
Kemudian aduk lagi hingga rata
sampai menghasilkan mortar yang plastis dan homogen
6.1.1 Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mampu menentukan takaran bahan
dengan perbandingan yang benar
2. Mahasiswa mampu mencampur dan mengaduk bahan
sampai menjadi adukan yang benar
3. Mahasiswa mengetahui cara penempatan bahan dan
peralatan sewakt bekerja dengan benar
6.1.2 Tujuan Intruksional Khusus
1. Mahasiswa melakukan
kegiatan dengan disiplin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang
mendapatkan hasil maksimal.
6.1.3 Prinsip Kerja
Dalam pekerjaan
konstruksi batu ini tenaga
kerja adalah faktor
yang memegang peranan penting, terutama kalau kita
membicarakan tentang
kekuatan konstruksi. Sebab
yang dikatakan memasang batu tidaklah hanya menyusun batu
sedemikian saja, tetapi ada aturan dan teknik tertentu.
6.1.4 Dasar Teori
Kerja batu adalah
segala sesuatu pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan batu atau yang
menggunakan bahan batu. Dalam praktikum yang digunakan adalah batu buatan dan
bisa juga batu alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat, batu dapat disusun
dalam berbagai hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini biasanya
dikenal dengan nama mortal, yang mana untuk mengikat batu satu sama lainnya setelah lapisan perekat
menjadi keras sehingga seluruh susunan batu menjadi satu kesatuan yang kuat.
6.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan
a. Alat yang diperlukan
1. Sendok spesi 10.
Meteran
2. Palu karet 11.
Sikat kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15.
Benang
7. Ember / Timba 16.
Sendok plasteran
8. Cangkul 17.
Sepatu safety
9. Sekop
b.
Bahan yang digunakan
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur/semen
4. Air
6.3 Tujuan Dan Dasar Teori
1. Memasang kombinasi antara ikatan ½ batu
,ikatan Jerman dan juga ikatan,sudut (90),dan pilar.
2. Memplester dinding dan
Pilar.
3. Memasang Keramik 20/20.
4. Mengitung bahan yang di
gunakan dari gambar kerja.
5. Melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan aturan pasangan bata.
6. Mahasiswa diharapkan mampu mengerjakan
segala bentuk pekerjaan yang
ada.
Pada
bab VI ini, mahasiswa di tuntut harus mampu memasang pekerjaan kombinasi ini,
yang terdiri atas ikatan ½ batu, ikatan jerman dan juga ikatan sudut siku.
Setelah pasangan selesai, mahasiswa juga di tuntut mampu memplester dan memasang
keramik pada dinding dan lantai. Sebagai acuan bagi mahasiswa dalam
mengerjakan job yang sebenar nya setelah
selesai dari politeknik.
Intruksi umum :
1.
Kerjakan sesuai dengan
langkah-langkah kerja.
2.
Pergunakan alat sesuai dengan
fungsinya.
3.
Ukuran panjang dan tinggi
sesuai dengan gambar kerja.
6.4 Keselamatan Kerja
1. Berdoa sebelum
dan sesudah melakukan kegiatan.
2. Pakailah
pakaian dengan lengkap dan rapi.
3. Selalu
menggunakan sepatu safety apabila terjun kelapangan.
4. Kerjakan
pekerjaan yang telah diizinkan pelaksanaannya oleh Instruktur
5. Jangan bersenda
gurau pada saat sedang bekerja.
6. Tempatkan alat
- alat dan bahan - bahan kerja yang baik dan teratur ditempat ....pekerjaan.
7. Fokuskan
pemikiran pada pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
8. Patuhilah
segala petunjuk instruktur yang menjadi pembimbing dilapangan.
6.5 Langkah-langkah Kerja
1.
Siapkan alat, bahan dan letakan
disekitar lokasi kita akan mengaduk
2.
Ambil semen, pasir sesuai
dengan perbandingan yang kita gunakan
3.
Kemudian aduk campuran antara
semen dan pasir secara merata dengan menggunakan skop
4.
Setelah semua bahan tercampur
dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
5.
Kemudian aduk lagi hingga rata
sampai menghasilkan mortar yang plastis dan homogen
6. Buat lay out di tempat yang akan di pasang dinding.
7. Mulailah membangun dinding seperti yang terlihat di dalam gambar
dengan tegak, datar dan siku , dengan memenuhi aturan pemasangan bata.
8. Pasangan disusun hingga mencapai ketinggian 15 lapisan.
9. Antara pasangan A dan Pasangan B di pasangkan rolax setelah terlebih
dahulu di buat pilar.
6.6 Gambar Pasangan Ikatan Kombinasi


![]() |
![]() |
GAMBAR PEMASANGAN PILAR
![]() |
Lapisan
2
Lapisan 1
Pemasangan bata
seterusnya

Pilar
RANGKAIAN PEMASANGAN ROLAG
6.7 Pertanyaan
1. Sebutkan alat yang digunakan untuk memasang ikatan
kombinasi?
2. Sebutkan bahan yang digunakan untuk memasang
ikatan kombinasi ?
3. Bagaimana cara
memasang ikatan kombinasi dengan baik dan benar ?
4. Sebutkan langkah-langkah dalam
pemasangan ikatan kombinasi ?
5. Sebutkan tujuan dari praktek ini ?
6.8 Jawaban
1. Alat yang diperlukan
1. Sendok spesi 10. Meteran
2. Palu karet 11.
Sikat kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15. Benang
7. Ember / Timba 16. Sendok plasteran
8. Cangkul 17.
Sepatu safety
9. Sekop
2.
. Bahan yang digunakan
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur/semen
4. Air
3. Ikuti petunjuk dan melihat langkah-langkah kerja
4. Langkah-langkah:
a.
Sediakan bahan dan alat yang
dibutuhkan pada lokasi pekerjaan.
b.
Buat lay out ti tempat yang
akan di pasang dinding.
c.
Mulailah membangun dinding seperti yang terlihat di dalam gambar dengan
tegak, datar dan siku , dengan memenuhi aturan pemasangan bata.
d.
Pasangan disusun hingga mencapai
ketinggian 15 lapisan
e. Antara pasangan A dan Pasangan B di pasangkan rolax setelah terlebih
dahulu di buat pilar.
5. Mahasiswa diharapkan mampu mengerjakan segala bentuk pekerjaan
yang ada
BAB VII
PLASTERAN DINDING
7.1 Mengaduk Mortal Secara Manual
21.
Siapkan alat, bahan dan letakan
disekitar lokasi kita akan mengaduk
22.
Ambil semen, pasir sesuai
dengan perbandingan yang kita gunakan
23.
Kemudian aduk campuran antara
semen dan pasir secara merata dengan menggunakan skop
24.
Setelah semua bahan tercampur
dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
25.
Kemudian aduk lagi hingga rata
sampai menghasilkan mortar yang plastis dan homogen
7.1.1 Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mampu menentukan takaran bahan
dengan perbandingan yang benar
2. Mahasiswa mampu mencampur dan mengaduk bahan
sampai menjadi adukan yang benar
3. Mahasiswa mengetahui cara penempatan bahan dan
peralatan sewaktu bekerja
dengan benar
7.1.2 Tujuan Intruksional Khusus
1. Mahasiswa melakukan kegiatan dengan disiplin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang mendapatkan hasil maksimal.
7.1.3 Prinsip Kerja
Dalam pekerjaan konstruksi batu ini tenaga kerja adalah
faktor yang memegang peranan penting, terutama kalau kita membicarakan tentang kekuatan konstruksi. Sebab yang dikatakan memasang batu tidaklah hanya menyusun batu
sedemikian saja, tetapi ada aturan dan teknik tertentu.
7.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan
a. Alat yang diperlukan
1. Sendok spesi 10. Meteran
2. Palu karet 11.
Sikat kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15. Benang
7. Ember / Timba 16.
Sendok plasteran
8. Cangkul 17.
Sepatu safety
9. Sekop
b. Bahan yang digunaka
1. Batu bata
2. Pasir
3. Kapur / semen
4. Air
7.3 Langkah-langkah Kerja
1. Memeriksa
kelurusan, ketegakan dan kedataran dinding yang akan diplasterkan.
2. Membersihkan
dinding yang akan diplasterkan.
3. Mulailah
mengerjakan plasteran pada dinding yang telah disiapkan.
4.
Setelah melakukan plasteran ambil tongkat perata, untuk melihat kerataan dinding tersebut.
5. Kemudian ukur
segala sisi kelurusan, ketegakan dan kedatara

7.4 Gambar Kerja
7.5 Pertanyaan
1. Apa saja alat
yang digunakan untuk plasteran?
2.Sebutkan bahan
yang digunakan untuk plasteran ?
3. Apa tujuan dari
kegiatan ini ?
4. Sebutkan
langkah-langkah kerja untuk plasteran ?
5. Apa yang kita
lakukan sebelum memulai kerja ?
7.6 Jawaban
1. Alat yang
digunakan untuk plasteran
1. Sendok spesi 10. Meteran
2. Palu karet 11.
Sikat kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15. Benang
7. Ember / Timba 16.
Sendok plasteran
8. Cangkul 17.
Sepatu safety
9. Sekop
2. Bahan yang
digunakan untuk plateran
a.
Semen
b.
Pasir
c.
Kapur
d.
Air
3. Dengan mengerjakan ini diharapkan mahasiswa nantinya dapat :
a.
Mengerjakan pekerjaan plasteran
dengan baik dan benar.
b.
Mengetahui alat - alat dan
bahan - bahan yang dibutuhkan.
c.
Mengerjakan teknik pekerjaan
yang benar.
4. Langkah-langkah
a.
Memeriksa kelurusan, ketegakan
dan kedataran dinding yang akan diplasterkan.
b.
Membersihkan dinding yang akan
diplasterkan
c.
Mulailah mengerjakan plasteran
pada dinding yang telah disiapkan.
d.
Setelah melakukan plasteran
ambil tongkat perata, untuk melihat kerataan dinding ....tersebut.
e.
Kemudian ukur segala sisi
kelurusan, ketegakan dan kedataran.
5. Yang kita
lakukan adalah berdoa
BAB VIII
PEMASANGAN KERAMIK LANTAI
8.1 Mengaduk Mortal Secara Manual
26.
Siapkan alat, bahan dan letakan
disekitar lokasi kita akan mengaduk
27.
Ambil semen, pasir sesuai
dengan perbandingan yang kita gunakan
28.
Kemudian aduk campuran antara
semen dan pasir secara merata dengan menggunakan skop
29.
Setelah semua bahan tercampur
dengan rata, baru kita tambahkan air kedalamnya
30.
Kemudian aduk lagi hingga rata
sampai menghasilkan mortar yang plastis dan homogen
8.1.1 Tujuan Intruksional Umum
1. Mahasiswa mampu menentukan takaran bahan
dengan perbandingan yang benar
2. Mahasiswa mampu mencampur dan mengaduk bahan
sampai menjadi adukan yang benar
3. Mahasiswa mengetahui cara penempatan bahan dan
peralatan sewakt bekerja dengan benar
8.1.2 Tujuan Intruksional Khusus
1. Mahasiswa melakukan
kegiatan dengan disiplin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan yang
mendapatkan hasil maksimal.
8.1.3 Prinsip Kerja
Dalam pekerjaan konstruksi
batu ini tenaga kerja
adalah faktor yang
memegang peranan penting,
terutama kalau kita membicarakan tentang kekuatan
konstruksi. Sebab yang
dikatakan memasang batu tidaklah
hanya menyusun batu sedemikian saja, tetapi ada aturan dan teknik tertentu.
8.1.4 Dasar Teori
Kerja batu adalah segala sesuatu
pekerjaan konstruksi yang menyangkut pekerjaan batu atau yang menggunakan bahan
batu. Dalam praktikum yang digunakan adalah batu buatan dan bisa juga batu
alam. Dengan menggunakan suatu zat perekat, batu dapat disusun dalam berbagai
hubungan bentuk dan hubungan batu. Zat perekat ini biasanya dikenal dengan nama
mortal, yang mana untuk mengikat batu satu sama
lainnya setelah lapisan perekat menjadi keras sehingga seluruh susunan batu menjadi
satu kesatuan yang kuat
8.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan
a. Alat yang diperlukan
1. Sendok spesi 10.
Meteran
2. Palu karet 11.
Sikat kawat
3. Water pass 12.
Ayakan pasir
4. Siku besi baja 13.
Gerobak dorong
5. Block / line bobine 14.
Jointer
6. Kotak spesi / Jolang 15.
Benang
7. Ember / Timba 16. Sendok plasteran
8. Cangkul
17. Sepatu safety
9. Sekop
b.
Bahan yang digunakan
1. Keramik
2. Pasir
3. Semen
4. Kapur
5. Air
8.3 Langkah Kerja
1. Bersihkan
daerah pemasangan keramik
2. Pasangkan
layoutnya sesuai ukuran
3. Sikukan sudut
4. Setelah itu
baru pemasangan keramik dimulai
5. Waterpass
kerataan keramik
8.4 Keselamatan Kerja
1. Gunakan pakaian
kerja dan perlengkapan lainya dengan lengkap.
2. Tempatkan
peralatan disekitar tempat kita bekerja agar memudahkan pekerjaan.
3. Memahami dan
membaca petunjuk kerja.
4. Simpan dan
bersihkan alat pada tempatnya setelah selesai bekerja.
5. Menggunakan
alat sesuai dengan fungsinya.
6. Pusatkan
pikiran pada pekerjaan.
8.5 Tujuan
1.
Pada akhir pelajaran mahasiswa dapat memasang keramik dengan cara yang benar.
2. Mengenal alat
dan bahan dalam pemasangan keramik.
8.6 Gambar Kerja


Gambar penarukan mortal
8.7 Pertanyaan
1. Sebutkan bahan
yang digunakan untuk memasang keramik ?
2. Sebutkan alat
yang digunakan untuk memasang keramik ?
3. Bagaimana cara
memasang keramik dengan baik dan benar ?
4. Sebutkan langkah-langkah dalam
pemasangan keramik ?
5. Sebutkan tujuan dari praktek ini ?
8.8 Jawaban
1.
Bahan yang digunakan :
a. Keramik
b. Pasir
c. Semen
d. Kapur
e. Air
2.
Alat yang digunakan :
a.
Waterpass
b.
Palu karet
c.
Ember
d.
Sendok spesi
e.
Cangkul/sekop
f.
Benang
3. Selalu teliti dan jarak antar keramik harus selalu
diperhatikan, supaya kerataannya sama
harus diukur pakai waterpass.
4. Langkah kerja:
a.
Bersihkan daerah pemasangan
keramik.
b.
Pasangkan layoutnya sesuai
ukuran.
c.
Sikukan sudut.
d.
Setelah itu baru pemasangan
keramik dimulai.
e.
Waterpass kerataan keramik.
5. Tujuan:
a.
Pada akhir pelajaran mahasiswa
dapat memasang keramik dengan cara yang benar.
b.
Mengenal alat dan bahan dalam
pemasangan keramik
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
9.1 Kesimpulan
Kegiatan bengkel konstruksi kerja batu (masondry) merupakan
latihan dasar Mahasiswa/i untuk dapat
mahir dalam pemasangan batu dalam segala jenis konstruki batu. Mahasiswa/i juga dipastikan dapat menguasai segala hal-hal yang
berhubungan dengan kontruksi batu, seperti pemasangan pasangan bata 1/2 batu,
pasangan bata 1 batu dalam ikatan jerman (deutch bond), pasangan kombinasi dan
lain sebagainya yang berhubungan dengan konstruksi kerja batu (masondry).
Kegiatan bengkel konstruksi kerja batu (masondry), juga
untuk memudahkan mahasiswa/I untuk mengetahui proses dan langkah kerja dalam
pemasangan batu dilapangan secara langsung dan dapat mendapatkan jawaban dari
permasalahan-permasalahan yang mahasiswa/I temukan saat mengerjakan job-job
yang ada. Sehingga setelah kegiatan selesai, mahasiswa/I dapat dipastikan
benar-benar mahir dalam pemasangan batu.
9.2 Saran
1.
Untuk menjaga agar pekerjaan
dapat di kerjakan sesuai dengan waktu perencanaan, maka sebaiknya
masalah-masalah yang timbul di lapangan harus segera di selesaikan.
2.
Hendaknya setiap item
pekerjaan, hal-hal kecil yang di anggap perlu harus tetap dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
v
Catanese
,Anthony j. &Snyder,jemes C.1992.Perencanaan Kota.Jakarta:Erlangga
v
Frick,
Heinz.1997.pola StrukturaldanTeknikBangunan di Indonesia. Yogyakarta:Kanisius
v
Browsing
internet
v
H.Miswar,ST.MT
.2013.jobsheet.lhokseumawe:politeknik negerihokseumawe
v Catanese ,Anthony j. & Snyder,jemes C.1992.Perencanaan
Kota.Jakarta:Erlangga
v Frick, Heinz.1997.pola Struktural dan Teknik
Bangunan di Indonesia. Yogyakarta:Kanisius
v Browsing internet
v Muhammad Ikhsan.2013.catatan harian bengkel sipil
praktek batu.lhokseumawe:tidak di terbitkan
TAKARIR
A
Air adalah air yang digunakan untuk
mengaduk mortal hendaklah yang bersih atau air yang dapat diminum. Air
berfungsi untuk menghomogenkan adukan mortal dan merendam batu bata.
B
Batu bata adalah suatu bahan bangunan
terbuat dari tanah liat dan tanpa bahan campuran tambahan. Kemudian dicetak
dalam ukuran tertentu berbentuk balok dikeraskan melalui pembakaran. Ukuran 52
mm x 115 mm x240 mm. 50 mm x 110 mm x 230 mm.
C
Campuran yang dibuat sesuai standar,
mempunyai kualitas yang baik dan kuat mempunyai ukuran yang sesuai kebutuhan
aturan dari pada konstruksi bangunan. Dalam prosess campuran mempunyai cara dan
kebutuhan yang di pakai dalam suatu lokasi yang dipakai pada tempat tertentu.
K
Kapur berasal dari pembakaran batu
kapur, kemudian dilebur dengan air sehingga menjadi tepung. Seperti cair kapur
adalah menyerap air, justru itu kapur harus disimpan terhindar dari kelembapan.
Kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam adukan sesuai kebutuhan.
S
Semen adalah sebagai
bahan pengikat utama dalam adukan dan semen akan membeku kalau terkena air atau
udara lembab. Untuk mencegah terjadinya pengerasan, maka semen harus disimpan
didalam ruangan khusus tidak perlu diberi jendela.
![]() |
ABJAD
|
HALAMAN
|
Air
Ayakan pasir
Batu bata
Batu candi
Block bobyne
Benang
Cangkul
Ember
Gerobak dorong
Jointer
Jolang
Kapur
Meteran
Pasir
Sikat kawat
Siku baja besi
Semen
Sekop
Sendok spesi
Sendok plasteran
Waterpass
|
A
A
B
B
B
B
C
E
G
J
J
K
M
P
S
S
S
S
S
S
W
|
2
7
1
12
4
9
6
5
8
8
5
1
6
2
7
4
1
6
3
8
4
|
PENJURUS
LAMPIRAN FOTO

HASIL PASANGAN DINDING ½ BATA
![]() |
HASIL PASANGAN IKATAN BATA JERMAN

HASIL PASANGAN BATA IKATAN GIGI JATUH

HASIL KOMBINASI

HASIL PLASTERAN DINDING

HASIL
PEMASANGAN ROLAG
![]() |
HASIL PEMASANGAN KERAMIK
No comments:
Post a Comment