Saturday, December 3, 2016

Makalah Cat

BAB 1

CAT

1.1 Latar Belakang


Rumah tingggal merupakan suatu kebutuhan primer yang digunakan sebagai tempat berlindung dari panas, hujan, dan juga tempat melepas lelah setelah beraktivitas seharian sehingga rumah tinggal haruslah indah, aman dan nyaman bagi penghuninya. Ketika keindahan tersebut dipertanyakan, tentu saja memberikan efek secara tidak langsung kepada penghuni itu sendiri. Ini merupakan hal yang sering terjadi pada finishing bangunan, salah satunya adalah permasalahan pada pengecatan bangunan atau dari sisi arsitekturalnya. Pengecatan dapat diibaratkan sebagai keindahan suatu bangunan itu sendiri. Permasalahannya biasanya terjadi pada suatu perumahan tempat tingggal yang mengedepankan sisi structural yang berlebihan ketimbang sisi arsitektural. Di samping itu bangunan seperti ini cenderung kelihatan tidak menarik dan tidak memiliki keindahan, sehingga diperlukan pengecatan dan politur supaya bangunan kelihatan menarik dan indah.

Mengingat bahwa pengecatan adalah hal yang berpengaruh di dalam suatu bangunan yang akan memberikan keindahan pada bangunan itu sendiri. Begitu pula pengecatan sangat diperlukan di dalam suatu bangunan yang nantinya akan memperindah bangunan dan memperlambat pengeroposan. Pengecatan pada bangunan akan memberikan kesan yang indah bagi penghuninya.

Dari apa yang diuraikan tersebut di atas, menarik bagi penulis untuk melakukan evaluasi dan mengenal jenis-jenis pengecatan dan politur serta aplikasinya sesuai pengetahuan dan kemampuan penulis di bidang pengecatan dan politur.

1.2 Pengertian Cat


Cat dapat diartikan sebagai campuran bahan cair yang diproses secara kimia dengan komposisi utama yaitu, pelarut, binder, pigment, ekstender, dan aditif . Jika diaplikasikan pada permukaan solid/bidang tertentu, cat akan mengering dan membentuk “lapisan kulit” berwarna dan bersifat menyatu dengan benda tersebut. Fungsi  dari cat itu sendiri adalah melindungi bidang yang dicat dan memberikan unsur keindahan atau estetika.

 

 

1.3 Sejarah  Cat


Sejarah cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan metrial-material yang tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari tanaman-tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang ditemukan.

Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna, mereka menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari akar tanaman tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein sebagai perekatnya. Seiring dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak tanaman dan resin dari fosil untuk mengganti darah dan susu sebagai perekat cat. Saat ini walaupun telah ditemukan perekat/resin yang semakin baik dengan berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural hingga kini masih banyak dipakai.

1.4 Jenis-Jenis Cat


Jenis-jenis cat adalah sangat banyak dan beragam, untuk meng-klasifikasikannya bisa dari bermacam-macam mulai dari bahan penyusunnya sampai kegunaannya.






Gambar Jenis-Jenis Cat

Jika cat diklasifikasikan dari pembawa/pelarutnya, cat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu cat basis air (water-based) dan cat basis solvent (solvent-based). Untuk pengklasifikasian dari jenis binder/film formernya misalnya jika cat tersebut memakai resin epoksi maka cat tersebut digolongkan dinamakan cat epoksi, jika memakai binder alkyd dinamakan cat alkyd, jika memakai binder melamine dinamakan cat melamine, begitu seterusnya.

Dari peruntukannya cat juga dapat diklasifikasi seperti cat mobil, cat tembok, cat genteng, cat kayu, dan sebagainya.

1.5  Jenis-Jenis Cat Berdasarkan Pengaplikasiannya


 Jenis cat terdiri dari cat mobil, cat tembok, cat genteng, cat kayu, dan lain sebagainya.

1.5.1 Cat Otomotif

 Cat otomotif  berbeda dengan cat auto re-finish yang diaplikasikan ke body kendaraan, cat ini diperuntukan untuk mengecat seluruh bagian onderdil kendaraan sepertti knalpot, mesin, hingga bingkai spion. Pelarut yang digunakan berdaya kering tinggi sehingga mengahasilkan daya lekat cat yang kuat. pengeringan cat dilakukan dengan sistem oven.


1.5.2 Cat Tembok

Cat tembok adalah jenis cat yang digunakan untuk mengecat tembok/dinding dan plafond. Terdapat banyak pilihan warna sesuai selera. Bahan pelarutnya menggunakan air (water based). Berikut adalah contoh dari cat tembok :

1. Cat Tembok Inpro


Cat Inpro cocok digunakan untuk segala jenis permukaan tembok dan langit-langit ruang. Inpro tidak mengandung mercury, jadi aman untuk lingkungan dan kesehatan anda.

DATA TEKNIS
Kering sentuh                      :  1 jam
Kering total                          :  24 jam
Interval pemakaian              :  2jam
Standar ketebalan                :  25 micron
Ketebalan yang dianjurkan  :  50 micron(2 lapis)
Daya sebar                           :  5s/d 7 m2/kg
Pelarut                                  : air bersih
Pengenceran                         :  15s/d 25% maximum
Lama penyimpanan              :  6 bulan (kemasan tertutup rapat)
Massa jenis                           :  1,55
Kekentalan/viscositas          :  45 s/d 50 dpa.


 KEMASAN
        
          Gambar Cat Tembok Inpro

2. Cat Tembok Hematex


Hematex adalah cat tembok dengan formula khusus,untuk penggunaan ekterior atau tembok baru. Sebaiknya gunakan rollatau mengunakan kuas enceran dengan air maksimal30%.

DATA TEKNIS
Kering sentuh                      :  1 jam
Kering total                          :  24 jam
Interval pemakaian              :  2jam
Standar ketebalan                :  25 micron
Ketebalan yang dianjurkan  :  50 micron(2 lapis)
Daya sebar                           :  5s/d 7 m2/kg
Pelarut                                  :  air bersih
Pengenceran                         :  15s/d 25% maximum
Lama penyimpanan              :  6 bulan (kemasan tertutup rapat)
Massa jenis                           :  1,55
Kekentalan/viscositas          :  45 s/d 50 dpa
Aplikasi                                :  roll/kuas


KEMASAN
         Gambar Cat Tembok Hematek

 

3. Cat tembok Fascolith

Fascolith adalah cat tembok dengan basis acrylic,yang mempunyai keunggulan tahan terhadap panas,tidak mudah mengelupas dansesuai untuksemua iklim. Dapat digunakan pada segala jenispermukaan tembok dan langit-langit serta menghasilkanpermukaan yang halus.

DATA TEKNIS
Kering sentuh                      :  1 jam
Kering total                          :  24 jam
Interval pemakaian              :  2jam
Standar ketebalan                :  25 micron
Ketebalan yang dianjurkan  :  50 micron(2 lapis)
Daya sebar                           :  5s/d 7 m2/kg
Pelarut                                  :  air bersih
Pengenceran                         :  15s/d 25% maximum
Lama penyimpanan              :  6 bulan (kemasan tertutup rapat)
Massa jenis                           :  1,55
Kekentalan/viscositas          :  45 s/d 50 dpa
Aplikasi                                :  roll/kuas.


KEMASAN
              Gambar Cat Tembok Fascolith

4. Cat tembok Decofresh

Decofresh adalah cat tembok dengan basis styrene acrylic, yang mempunyai keunggulan tahan terhadap panas, tidak mudah mengelupas dan sesuai untuk semua iklim. Dengan teknologi terbaru “Anti Spatter” membuat daerah seputar pengecatan bebas dari noda percik sewaktu di aplikasikan, sehingga kebersihan tetap terjaga.

DATA TEKNIS
Kering sentuh                      :  1 jam
Kering total                          :  24 jam
Interval pemakaian              :  2jam
Standar ketebalan                :  25 micron
Ketebalan yang dianjurkan  :  50 micron(2 lapis)
Daya sebar                           :  5s/d 7 m2/kg
Pelarut                                  :  air bersih
Pengenceran                         :  15s/d 25% maximum
Lama penyimpanan              :  6 bulan (kemasan tertutup rapat)
Massa jenis                           :  1,55
Kekentalan/viscositas          :  45 s/d 50 dpa
Aplikasi                                :  roll/kuas


KEMASAN
           Gambar Cat Tembok Decofresh

5. Cat tembok proni


Proni adalah cat tembok yang diproduksi dengan teknologi modern, menghasilkan permukaan yang halus merata dan memunyai daya tutup serta daya sebar yang bagus.

DATA TEKNIS
Kering sentuh                      :  1 jam
Kering total                          :  24 jam
Interval pemakaian              :  2jam
Standar ketebalan                :  25 micron
Ketebalan yang dianjurkan  :  50 micron(2 lapis)
Daya sebar                           :  5s/d 7 m2/kg
Pelarut                                  :  air bersih
Pengenceran                         :  15s/d 25% maximum
Lama penyimpanan              :  6 bulan (kemasan tertutup rapat)
Massa jenis                           :  1,55
Kekentalan/viscositas          :  45 s/d 50 dpa
Aplikasi                                :  roll/kuas


KEMASAN
Gambar cat tembok proni


1.5.3 Cat Minyak

Campuran minyak membuat cat jenis ini memberi efek kecerahan warna yang cemerlang. Selain itu cat membentuk pasta liat sehingga memberikan efek tekstur yang mengesankan bila diolah dengan baik.Membutuhkan waktu beberapa hari untuk membuat cat ini kering sentuh (disentuh dengan jari tangan), untuk kering sempurna keadaan tipis bisa beberapa minggu dan jika keadaan tebal bisa beberapa bulan bahkan bisa beberapa tahun kemudian, jika belum kering sempurna akan lunak jika kena udara lembab.Dalam kurun waktu beberapa tahun, warna yang dihasilkan akan menjadi kekuningan jika kena udara lembab pada lukisan warna putih. Untuk warna lain tidak mengalami perubahan warna kekuningan.
Kelebihan cat minyak gradasi warna yang dicapai paling lebar tidak dapat dicapai oleh cat jenis lain juga daya tahan terhadap waktu paling awet.
Kelemahannya cat minyak bau cat menyengat dan memerlukan tekhnik yang lebih rumit, jika tidak memahami tekhnik menggunakan cat minyak dalam waktu diatas satu tahun cat minyak ini dapat menjadi retak rambut atau retak telur, ini membuat beberapa seniman beralih kepada cat pengencer air yaitu cat akrilik. Tekhnik cat akrilik lebih mudah tidak berisiko retak rambut dan bau cat tidak menyengat.

     KEMASAN

Gambar Cat Minyak

 

1. Cat auto Re-Finish Atau Cat Mobil

cat auto re-finish atau cat mobil, adalah cat yang digunakan untuk mengecat mobil setelah cat dasar ataupun cat pertama mengering. Untuk pengeringan cat pertama berbeda dengan cat tembok pada umumnya. Pengeringan dilakukan dengan pengeringan bersuhu tinggi (sistem oven) guna memperoleh kualitas yang sempurna.

KEMASAN
Gambar Cat Mobil
     

2. Cat Besi

Bahan yang terbuat dari material besi biasanya dicat dengan tujuan untuk memperindah tampilan dan melindungi besi dari karat.Berikut beberapa jenis cat besi yang biasa digunakan untuk finishing material besi:
-         
Cat epoxy: Cat ini memiliki kekuatan untuk melindungi yang baik sehingga biasa digunakan untuk peralatan rumah tangga.
                   Cat duco: Cat duco harus diaplikasikan memakai alat penyemprot       bertekanan tinggi sehingga hasilnya sangat halus.
-         
                    Cat sintetik: Cat jenis ini yang paling banyak kita jumpai dipasaran     karena harganya murah, cara pengaplikasiannya dengan kuas dan   memiliki variasi warna yang banyak.
-         

3. Cat Genteng

Beberapa jenis cat genteng yaitu:
Cat Genteng Antilum (ATL-GL) adalah cat berkualitas dengan tampilan warna menarik dan dengan tampilan gilap (gloss) dan semi gilap (dof). Cat ini kuat, awet dan tahan lama. Cat genteng antilum dapat membuat tampilan genteng rumah yang biasa menjadi luar biasa. Dengan Cat gentng antilum, Tampilan genteng menjadi cerah, menarik dan selalu terlihat seperti baru.Pada cat jenis gloss, tampilan genteng menjadi sangat gilap, warna menjadi lebih tajam, dan terlihat berkilauan jika dilihat dari jauh. Sedangkan pada cat jenis dof warna lebih cerah, semi gilap, dan terlihat menarik.
-         
 Cat Genteng Dof  merupakan cat genteng konvensional yang berpenampilan tidak gilap atau dof.


4. Cat Kayu

Jenis cat yang diperuntukkan khusus untuk material dari bahan kayu seperti pintu, jendela, kusen dan list plang. Bahan pengencernya menggunakan tiner (solvent based). Tampilannya ada yang mengkilat (gloss) dan tidak mengkilat (dof). Berikut beberapa jenis cat transparan yang bisa digunakan untuk mengecat kayu yaitu:
·       
Politur: Cat transparan jenis politur paling banyak digunakan dan dikenal oleh masyarakat karena telah digunakan sejak dahulu. Politur mudah untuk diaplikasikan dan dapat digunakan baik untuk eksterior atau interior ruangan karena meiliki perlindungan terhadap UV.
·        
Melamik: Saat ini penggunaan melamik cukup populer terutama untuk furnitur minimalis. Melamik memiliki penampilan yang lebih halus jika dibandingkan dengan politur dan lebih tahan terhadap noda karena pori-porinya lebih tertutup tapi tidak memilikiproteksi UV sehingga hanya dapat digunakan di dalam ruangan saja. Permukaannya yang rata dan mengkilap memberikan kesan mewah
·     
Polyurethane: Cat ini cocok digunakan untuk gaya modern klasik karena agak mengkilap, permukaannya yang rata dan menampilkan permukaan alami kayu. Cat ini tahan terhadap benturan, tidak mudah retak dan tahan terhadap noda.
·        
Nitro Cellulose: Keunggulan cat jenis ini adalah tampilannya yang tipis sehingga tampak natural, tidak mengkilap, tidak berbau pedas, cepat kering, tahan terhadap benturan dan noda.
·        
Akrilik: Cat akrilik biasanya digunakan untuk menampilkan warna muda ( putih, pastel ) karena kejerniahannya, tahan benturan dan noda karena mampu menutup pori-pori kayu



5. Cat Clumunium
 adalah cat yang memberikan efek kilau keperak-perakan menyerupai alumunium. cat ini menggunakan bahan sintetis resin yang mudah mongering.

1.6 Bahan Penyusun Cat


Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cat adalah sangat banyak dan bervariasi, tetapi intinya cat terdiri dari padatan (solids) dan cairan (liquids). Dengan bagian padatan tersebut tertahan (tersuspensi) dalam porsi cairan atau carrier. Solids atau padatan adalah bahan yang tertinggal di permukaan setelah bagian liquids menguap.
Solids terdiri dari beberapa material, setiapnya didesain untuk menghasilkan beberapa properti dari cat, namun yang utama adalah pigmen (pewarna) dan binder (perekat). Untuk lebih mudah memahami bahan penyusun cat, maka bahan penyusun cat ini diklasifikasi menjadi empat bagian besar yaitu carrier/pembawa, pengikat/pembentuk lapisan film, pigmen, dan aditif.


1.7 Shellac (politur)


Shellac merupakan bahan finishing yang sangat popular dan banyak dipakai pada abad 19 sampai pada awal abad 20 ketika mulai digantikan oleh nitrocellulose dan bahan-bahan finishing yang lain. Shellac dibuat dari bahan resin alam yang dihasilkan dari suatu jenis serangga yang hidup dari tumbuhan yang ada di India. Shellac bisa menghasilkan lapisan film yang bisa berfungsi untuk melindungi permukaan kayu dibawahnya.

Di Indonesia politur ini merupakan bahan yang sangat popular sebelum pada akhirnya mulai digantikan dengan bahan finishing modern berupa cat (coating). Pada jaman dulu shellac ini merupakan satu-satunya bahan finishing yang bisa digunakan untuk proses finishing pada kayu yang bisa menghasilkan finishing dengan warna transparan yang bisa menampilkan keindahan warna dan serat kayu. Bahkan sekarang finishing dengan warna transparan masih disebut sebagai warna politur.
Shellac banyak tersedia dalam bentuk keping-kepingan yang tipis. Untuk dapat diaplikasikan, kepingan-kepingan shellac tersebut perlu dilarutkan dalam alcohol atau etanol sampai semuanya mencair. Shellac yang berbentuk cairan ini disini dinamakan politur dan merupakan bahan finishing yang banyak digunakan untuk proses finishing pada kayu. Spiritus merupakan pelarut yang banyak dipakai untuk membuat politur di sini karena harganya yang lebih murah.
Shellac sebenarnya tersedia juga dalam bentuk cairan, tetapi biasanya cairan shellac ini tidak banyak tersedia di toko karena tidak tahan lama. Shellac akan dapat tahan lebih lama apabila disimpan dalam bentuk kepingan dan dilarutkan seperlunya saja pada saat akan digunakan.


 1.8 Aplikasi Finishing Cat dan Politur


Pengaplikasian Finishing Cat dengan Politur tidak jauh beda, berikut pengaplikasian cat dan politur.

1. Aplikasi Finishing Cat
Bahan yang diperlukan adalah :
*Pelapisan sealer pada permukaan kayu dengan kuas. Pelapisan sealer ini
   sering disebut meni.
*Pengisi pori kayu, atau sering disebut plamuur.
*Cat dasar alkid, biasanya cat dasar ini berwarna putih.
*Cat alkid warna, hasil cat akhir ditentukan dari baik dan buruknya hasil cat alkid dasar.
* Pengencer cat, bias thinner, afdunner dan minyak cat.

Perlengkapan cat :
*Kuas.
*Sekrap, untuk mengoleskan plamuur
* Amplas.
*Satu set perlengkapan spray


1.9 Aplikasi Finishing Politur


Adapun bahan dasar politur adalah :
 *Selak atau shellac dibuat dari lak.
* Spirtus, merupakan pelarut dari shellac. Umumnya berwarna biru akan tetapi ada pula yang bening.
*Pewarna politur, pewarna ada dua. Yang pertama pewarna larut dalam air dan yang kedua pewarna yang bias larut dalam pelarut non air, thinner, afdunner dan minyak.

Perlengkapan politur, yaitu :
*Kuas, kita gunakan kuas yang berbulu halus dan lembut supaya tidak meninggalkan    garis bekas kuas.
*Kaus perca, penggunaan kain harus dari bahan katun atau benang kapas. Hal ini penting karena politur dapat terserap dengan awet dan baik, sehingga kaus tidak sering kita celupkan kedalam politur.
*Amplas, amplas berperan sangat penting dalam pekerjaan politur. Karena hasil politur yang baik sangat ditentukan dari kehalusan permukaan benda kerja.







BAB II
KESIMPULAN
2.1 Kesimpulan
Dengan selesainya Makalah bahan bangunan ini ,penulis dapat menyimpulkan bahwa:
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan cat adalah sangat banyak dan bervariasi, tetapi intinya cat terdiri dari padatan (solids) dan cairan (liquids). Dengan bagian padatan tersebut tertahan (tersuspensi) dalam porsi cairan atau carrier. Solids atau padatan adalah bahan yang tertinggal di permukaan setelah bagian liquids menguap.
Solids terdiri dari beberapa material, setiapnya didesain untuk menghasilkan beberapa properti dari cat, namun yang utama adalah pigmen (pewarna) dan binder (perekat). Untuk lebih mudah memahami bahan penyusun cat, maka bahan penyusun cat ini diklasifikasi menjadi empat bagian besar yaitu carrier/pembawa, pengikat/pembentuk lapisan film, pigmen, dan aditif.
.














DAFTAR PUSTAKA


Susyanto, Heri. 2009a.http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009b.http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009c.http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009d.http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009e.http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009f.http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009g.http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009h.http://www.geocities.com

















DAFTAR ISI



Tuesday, November 1, 2016

Laporan Praktek Plumbing

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sistem perpipaan terus berkembang kearah yang lebih baik. Pada mulanya manusia memindahkan air dari sungai/sumur kerumah dengan menggunakan ember. Lalu berkembang dari satu orang menjadi banyak orang yang berurutan sehingga proses pengambilan air menjadi lebih mudah. Melalui analogi sederhana ini manusia berfikir untuk mengefisiensikan waktu dan tenaga maka dibuatlah distribusi melalui sistem perpipaan.

Sistem pemipaan digunakan untuk penyediaan dan pendistribusian air besih, pembuangan limbah dari kawasan industri ataupun dari fasilitas publik lainnya. Selain itu, sistem pemipaan digunakan untuk mentransportasikan minyak mentah dari sumur minyak menuju tangki yang kemudian akan diproses selanjutnya, mentransportasikan dan mendistribusikan gas alam dari sumber gas menuju tangki penyimpanan. Sistem pemipaan juga di aplikasikan dalam pendistribusian minyak ataupun gas untuk menyuplai kebutuhan industri, mesin pembangkit tenaga dan keperluan komersial. Sistem pemipaan juga digunakan untuk mengangkut cairan, bahan kimia, campuran kimia dan uap pada industri makanan, pabrik kimia dan industri lainnya. Sistem pemipaan juga digunakan untuk instalasi pemadam kebakaran, untuk keperluan mesin-mesin dan lain – lain.

Saat ini sistem perpipaan sudah amat maju, sebagai contoh sistem perpipaan yang dibuat untuk mengantarkan minyak dari satu negara ke negara lain melalui sistem perpipaan bawah laut (offshore). sehingga dengan sistem ini akan dihemat waktu lebih banyak, walaupun kendala yang akan dihadapi lebih banyak.

Dengan adanya sistem instalasi pemipaan di dalam ruamah ataupun gedung dan industri dapat memudahkan segala keperluan yang membutuhkan  alat plumbing, seperti : kamar mandi, wc, tempat cuci piring (sink), tempat cuci tangan, tempat buang air kecil (urinoir), jaringan pipa gas, jaringan pipa untuk keperluan rumah, pendistribusian minyak atupun gas dan lain sebagainya.


1.2  Rumusan Masalah
Dalam laporan ini terdapat beberapa rumusan masalah yang terkandung di dalamnya, antara lain :
1.      Apa saja jenis dan fungsi pipa?
2.      Alat-alat apa saja yang digunakan saat melakukan instalasi pipa?
3.      Bagaiman cara membuat klaim lait pada pipa ?
4.      Bagaimana cara pemotongan dan penguliran pipa?
5.      Bagaimana langkah-langkah proses penginstalasian pipa?

1.3 Tujuan

                Laporan ini memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai, yaitu   :
1.      Mengetahui jenis-jenis dan fungsi dari pipa
2.      Mengenal alat-alat yang digunakan saat melakukan instalasi pipa pada praktek plumbing
3.      Memahami cara membuat klaim kait untuk pipa
4.      Memahami cara pemotongan dan penguliran pipa
5.      Mengetahui langkah-langkah proses penginstalasian pipa






BAB II
DASAR TEORI
2.1 Defenisi Pipa
Pipa adalah istilah untuk benda silinder yang berlubang dan digunakan untuk memindahkan zat hasil pemrosesan seperti cairan, gas, uap, zat padat yang dicairkan maupun serbuk halus. Sedangkan instalasi pipa adalah pemasangan atau penyambungan pipa-pipa untuk pemasukkan dan pipa pengeluaran khusus yang terdapat pada bangunan untuk segala keperluan alat plambing, seperti : kamar mandi, wc, tempat cuci piring (sink), tempat cuci tangan, tempat buang air kecil (urinoir), jaringan pipa gas, jaringan pipa untuk keperluan rumah, dan lain-lain.

2.2 Jenis dan Fungsi Pipa
Jenis pipa yang umum digunakan pada pekerjaan pipa, baik didalam bangunan maupun diluar bangunan adalah:
a.    Pipa galvanis
Pipa galvanis merupakan pipa yang sering
digunakan Untuk mengalirkan air bersih


 




                 Gambar 2.2.1 : Pipa Galvanis

b.    Pipa besi tuang
Pipa besi tuang dalam pekerjaan system
salurandan pembuangaan digunakan untuk
instalasi air bersih dan air kotor, pipa ini
diproduksi dengan 2” – 15” dengan
panjang 3-6 m.                                                        Gambar 2.2.2 : Pipa besi tuan
c.       Pipa tembaga
Pipa tembaga dalam pekerjaan system saluran
Dan pembuangan dipakai untuk instalasi air
bersih, terutama untuk instalasi air panas
karena tembaga merupakan bahan pengantar
panas yang baik, ringan, mudah disambung,
tahan terhadap karat.                                                   Gambar 2.2.3 Pipa tembaga

d.   Pipa PVC (Polyvinyl Clorida)
Pipa PVC (polyvinyl clorida) dalam pekerjaan ini dipergunakan untuk instalasi air bersih maupun air kotor, pipa PVC dibagi dalam 4 kelas yaitu :
1.      Kelas AW (VP) dengan tekanan kerja
10 kg/cm2.
2.      Kelas A2 dengan tekanan kerja 8 kg/cm2
3.      Kelas D (VU) dengan tekanan kerja                        
5 kg/cm2.
4.      Kelas C untuk saluran kabel listrik.                    Gambar 2.2.4 : Pipa PVC
5.      Panjang standar pipa PVC adalah 4 m dan 6 m per batangg. Pipa PVC kelas AW (VP) and AZ digunakan untuk instalasi air bersih, saluran pembuangan, irigasi, pembuangan dan ventilasi pada gedung, saluran bahan kimia dan sprinkler. Pipa PVC kelas A2 dan D (VU) digunakan untuk pembuangan irigasi pembuangan pada jalan raya, pembuangan pada bangunan, pipa PVC kelas C digunakan untuk instalasi listrik dan penerangan.


2.3 Alat-alat yang diperlukan untuk Praktek Plumbing
Pada praktek plumbing ini ada beberapa macam alat yang biasanya dipakai, baik alat untuk memotong, mengukur, mengulir, membersihkan dan alat bantu untuk memudahkan pekerjaan pipa. Alat-alat tersebut antara lain :
a.      Alat Pemberi Tanda
1.      Penggores baja
Terbuat dari baja yang keras dengan ujung yang lancip, Berguna untuk menggores sebagai penandaan pengukuran pada pipa.
           
b.      Alat Sambung
Untuk membuat suatu instalasi pasti kita membutuhkan banyak pipa, karena keterbatasan panjang, dan bentuk pipa yang dijual di pasaran dan diproduksi dari pabrik, maka dalam pekerjaan suatu instalasi kita tak terlepas dari penyambungan-penyambungan pipa. Adapun macam-macam alat sambung tersebut adalah sebagai berikut :





                                         Gambar 2.3.1 : macam-macam alat sambung

1.      Socket
·      Digunakan untuk memperpanjang pipa (menyambung pipa lurus)
·      Diameter pipa yang disambung sama dengan penyambungan
·      Memakai ulir dalam

2.      Elbow Galvanis
·      Digunakan untuk membelokkan aliran
·      Menggunakan ulir dalam

3.      Elbow PVC
·      Digunakan untuk membelokkan aliran pada pipa pvc

4.      Bend
·      Digunakan untuk membelokkan arah aliran
Beradius besar



 
                                                                                                  Gambar 2.3.2 : bend
5.      Tee Stuck
·      Digunakan untuk membagi aliran menjadi dua arah

6.      Reducer Elbow
·      Digunakan untuk memperkecil aliran yang dibelokkan tanpa mengurangi kecepatan

7.      Reducer Socket
·      Digunakan untuk memperkecil aliran

8.      Cross
·      Digunakan untuk membagi aliran menjadi 3 arah

9.      Barrel Union
·      Digunakan untuk menyambung pipa permanent ( mati ) yang terdiri dari 3 bagian

10.  Dop ( F )
·      Digunakan untuk menutup aliran pada ujung pipa

11.  Plug
·      Digunakan untuk menutup pipa pada sambungan

12.  Stop Kran ( Gate Valve )
·      Digunakan untuk mengatur aliran yang masuk dalam gedung
·      Dipasang sebelum meteran
·      Dapat menutup /  menghentikan aliran pada saat perbaikan

13.  Kran
·      digunakan untuk penutupan atau pengeluaran air pada tempat tertentu


14.  Bushis
·      Digunakan untuk menyambung 2 buah
pipa yang berlainan ukuran diameternya
·      Mempunyai ulir luar pada sisi luar dan
ulir dalam pada sisi dalam

                                                                                        Gambar 2.3.3 : bushis

c.       Alat Ukur
1.      Siku-siku
·      Terbuat dari baja atau stainless, mempunyai ukuran dan berguna untuk memeriksa kesikuan dari alat kerja atau benda-benda kerja.

2.      Roll meter
·      Digunakan untuk mengukur besaran panjang, lebar dan tinggi.

d.      Alat Pemotong
1.      Gergaji Besi
·      Mata gergaji terbuat dari baja keras, Ada yang mempunyai satu sisi dan  ada yang mempunyai dua sisi.

2.      Pipe cutter ( pipa galvanis )
·      Digunakan untuk memotong pipa tegak
lurus terhadap sumbu panjang pipa.

           Gambar 2.3.4 pipe cutter

3.      Boring Reamer
·      Berbentuk seperti bor tangan yang
berguana untuk membersihkan bram
pada bagian dalam pipa dengan
cara memasukkan reamer kedalam
pipa kemudian diputar.                                             Gambar 2.3.5 : boring reamer


e.       Alat Ulir
1.      Snay ( alat untuk mengulir )
·      Alat ini terbuat dari baja yang
 berbentuk sedemikian rupa sehingga
dapat dipakai untuk membuat ulir.
Alat ini terdiri tangkai dan mata ulir.                           
                  Gambar 2.3.6 : snay

f.       Alat Penjepit
1.      Three Stand
·      Alat ini terbuat dari besi campur baja yang  
dibuat sedemikian rupa dan diberi ragum
agar dapat menjepit pipa selama
pekerjaan berlangsung, kakinya terbuat
dari pipa besi yang kuat untuk menopang
bagian atasnya bila pipa terlalu panjang,
maka alat ini disertai alat untuk                      Gambar 2.3.5 : three stand
 penyanggaan  yang dapat dinaikkan dan diturunkan.
2.      Ragum Pipa
a.    Alat ini berguna terbuat dari baja
dan gunnya untuk menjepit benda kerja.


                                                                                   Gambar 2.3.6 : ragum pipa

g.      Alat Penunjang
1.      Sikat kawat
·      Berguna untuk membersihkan
bram setelah diulir
dan membersihkam
benda kerja.                                                Gambar 2.3.7 : sikat kawat

2.      Kunci pipa
·      Digunakan sebagai alat bantu dalam
pelaksanaan pekerjaan pipa.
                                                           Gambar 2.3.7 : kunci pipa

2.4 Teori Khusus

Cara Menentukan Ukuran Panjang Pipa :
1.      Dari pusat fitting ke pusat fitting termasuk fitting yang ada diantaranya
2.      Dari ujung luar fitting ke ujung luar fitting
3.      Dari pusat fitting ke ujung uliran
4.      Dari ujung uliran ke ujung uliran

Panjang Uliran Pipa Besi Tuang
Ukuran Pipa
Panjang Uliran
Ø ½”
1,5cm
Ø ¾”
1,7cm
Ø 1”
1,9cm

Cara Perhitungan Panjang Pipa

Berikut ini adalah rumus untuk  menentukan panjang dimensi jalur pipa.
< A+ < B = 90˚
Sin A = a/c
Cos A = b/c
Tg A = a/b
                  
Luas segitiga = ½.a/b
 =
 =


2.5    Keselamatan Kerja
Ada beberapa alat safety yang digunakan pada saat praktek plumbing, yaitu :
a.    Alat Pelindung Diri
1.    Pakaian kerja standar, digunakan untuk melindungi tubuh dari potensi bahaya seperti tubuh teriris dan lain sebagainya
2.    Kacamata Safety, digunakan untuk melindungi mata dari potensi bahaya seperti mata kemasukan beram
3.    Sepatu Safety, digunakan untuk melindungi kaki dari potensi bahaya seperti kaki terjepit, kaki tertimpa benda berat dan kaki tertusuk benda tajam
4.    Cutton gloves, digunakan untuk melindungi tangan dari potensi bahaya seperti teriris beram




Gambar 2.5.1 : sepatu safety                                     Gambar 2.5.2 : kacamata safety
                                                                                 

b.   Area Kerja
1.    Pastikan intensitas cahaya cukup yaitu sekitar 200-500 lux
2.    Tidak ada air atau oli yang tergenang
3.    Tidak ada benda-benda yang berserakan di lantai
4.    Kelembapan area kerja sekitar 40%-50%
5.    Kebisingan area kerja sekitar 85 dBA

c.    Potensi Bahaya
1.    Tangan teriris beram hasil penguliran
2.    Mata kemasukan beram
3.    Terpeleset
4.    Tangan terjepit ragum



BAB III
JOB yang DIKERJAKAN

3.1    Membuat Klaim Kait Pipa
3.1.1 Alat dan Bahan
a.    Alat
1.    Gergaji Besi
2.    Meteran
3.    Ragum
4.    Siku
5.    Penggores Baja
6.    Palu Kayu
7.    Palu Konde

b.    Bahan
1.    Plat strip dengan tebal ±3mm

3.1.2 Langkah Kerja
Adapun langkah-langkah kerja untuk job membuat klaim kait adalah sebagai berikut :
1.        Persiapkan alat dan bahan untuk kebutuhan job membuat klaim kait.
2.        Potong plat strip dengan menggunakan gergaji besi, ukuran panjangnya 15cm.
3.        Selesai dipotong lukiskan ukurannya dengan memekai penggores baja dan siku, ukurannya sesuai gambar kerja.
4.        Lakukan pengecekan untuk ketepatan ukurannya jangan lebih atau kurang.
5.        Setelah semua ukurannya pas dilanjutkan memotong dengan menggunakan gergeji besi.
6.        Usahakan penggergajiannya dilakukan secara hati-hati jangan buru-buru agar semua ukurannya pas.
7.        Selesai proses penggergajian dilanjutkan pelengkungan kait menggunakan ukuran pipa Ø1/2”.
8.        Ditimpa dengan menggunakan pulu kayu dan palu konde.
9.        Dalam melakukan proses nomor 7 sangat dibutuhkan kesabaran agar lengkungan kaitnya benar-benar pas dengan pipa Ø1/2”.
10.    Jika semua langkah di atas dilakukan dengan benar maka selesai sudah untuk job membuat klaim kait.
11.    Bersihkan hasil pekerjaan dan serahkan pada instruktur.























3.1.3 Gambar Kerja
 











Gambar kerja 1

 















Gambar kerja 2



3.2    Memotong dan Mengulir Pipa
3.2.1   Alat dan Bahan
a.       Alat
1.      Gergaji Besi
2.      Pipe Cutter
3.      Three Stand
4.      Roll meter
5.      Boring Reamer
6.      Snay
7.      Sikat Kawat
8.      Penggores Baja

b.      Bahan
1.      Pipa Ø ½” dan Ø ¾”

3.2.2   Langkah Kerja
Adapun langkah-langkah kerja untuk job memotong dan mengulir pipa adalah sebagai berikut :
Memotong Pipa
1.         Persiapkan terlebih dahulu Pipa Ø ½” dan Ø ¾” sebagai bahan yang akan dikerjakan.
2.         Jepit pipa diantar dua three stand.
3.         Potong uliran yang sudah ada pada kedua ujung pipa dengan menggunakan pipe cutter.
4.         Setelah kedua uliran ujung pipa dipotong, gunakan boring reamer untuk membersihkan bram yang ada dalam pipa.
5.         Kemudian ukur pipa tersebut dengan jarak 50cm dan tandai dengan menggunakan penggores baja.
6.         Setelah itu langkah kelima selesai, potong pipa tersebut menggunakan  gergaji besi.
7.         Dalam memotong usahakan jangan tergesa-gesa agar ukurannya pas.
8.         Kemudian ukur kembali dengan jarak 50cm dan tandai menggunakan penggores baja.
9.         Setelah itu potong lagi pipa tersebut dengan menggunakan pipe cutter.
10.     Bersihkan bram sisa pemotongan dengan boring reamer.
11.     Setelah itu potong dengan gergaji besi, begitu juga seterusnya.

Mengulir Pipa
1.        Ambil pipa yang sudah dipotong barusan dengan ukuran  50cm.
2.        Gunakan ujung yang dipotong dengan pipe cutter sebagai bagian yang akan diulir.
3.        Jepit menggunakan three stand
4.        Panjang uluran uliran untuk pipa Ø ½” adalah 1,5cm dan pipa Ø ¾” adalah 1,7cm.
5.        Gunakan snay yang sesuai dengan ukuran pipa.
6.        Ketika sedang berlangsung proses penguliran taruh sedikit oli pada bagian yang sedang di ulir agar tidak terlalu berat saat ditekan dan juga mata snay tidak patah.
7.        Lakukan secara perlahan dan hati-hati.
8.        Usakan ukurannya pas.
9.        Bersihkan hasil pekerjaan dan serahkan pada instruktur


3.3    Membuat Instalasi Pendek Tertutup
3.3.1   Alat dan Bahan
a.         Alat
1.    Pipe Cutter
2.    Kunci Pipa
3.    Ragum
4.    Boring Reamer
5.    Siku-siku
6.    Roll Meter
7.    Socket
8.    Elbow
9.    Tee Stuck
10.     Reducer Socket
11.     Barrel Union
12.     Bushis
13.     Kran

b.        Bahan
1.         Pipa Ø ½” dan Ø ¾”

3.3.1 Langkah Kerja
Adapun langkah-langkah kerja untuk job membuat instalasi pendek tertutup adalah sebagai berikut :
1.      Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.      Jepitlah pipa pada ragum pipa.
3.      Ukurlah panjang pipa sesuai dengan kebutuhan.
4.      Potonglah pipa dengan menggunakan pipe cutter.
5.      Gunakan boring reamer untuk membersihkan bram hasil pemotongan.
6.      Periksa pipa yang sudah diulir dengan menggunakan socket penyambung yang sesuai. Penguliran berhasil jika ujung pipa yang sudah diulir dapat masuk kedalam socket penyambung atau alat sambung lainnya.
7.      Lilitkan seal tape pada setiap ulir yang akan dipasang alat sambung.
8.      Rangkailah pipa tersebut dengan memasang alat sambung sesuai dengan   bentuk, fungsi dan penempatannya masing-masing sesuai dengan gambar kerja yang ada.
9.      Kuncilah setiap sambungan dengan baik dan benar agar tidak terjadi kebocoran.
10.  Tes kebocoran dengan memasukkan air pada instalasi yang sudah dirangkai tersebut dengan menggunakan test pump.

3.4    Masalah dan Solusi

a.       Masalah
1.    Seringnya salah pengukuran saat akan mengulir maupun saat akan memotong
2.    Hasil penguliran tidak rapi
3.    Snij yg digunakan kandas-kandas saat mengulir
4.    Pada saat menyambung pipa biasanya alat penyambung tidak terpasang dengan tepat

b.      Solusi
1.    Gunakan rumus perhitungan pemotongan dan penguliran jika akan memotong atau mengulir agar tidak terjadi kesalahan
2.    Agar penguliran rapi jangan memutar snij secara terus menerus, putar balik arah snij jika telah mencapai tiga kali putaran
3.    Gunakan pelumas oli saat mengulir agar snij tikad kandas
4.    Gunakan alat sambung pipa yang sesuai, lihat tabel pemilihan alat sambung.

 










BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Dari penguraian pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan praktek plumbing diperlukan konsentrasi dan ketelitian selain itu seorang plumber juga harus dapat memperhitungkan ukuran-ukuran pipa yang akan dipotong, diulir, dan disambung.
Instalasi pipa yang baik adalah instalasi pipa yang memiliki ukuran sesuai dengan gambar kerja, tidak memiliki kebocoran dan sambungan antar pipanya tersambung dengan baik.

4.2 Saran

Agar praktek plumbing dapat terlaksana dengan baik, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa sebelum melakukan praktek. Saran tersebut antara lain:
1.    Sebaiknya alat-alat yang dipergunakan haruslah dalam keadaan yang baik dan utuh serta sesuai fungsinya.
2.    Seluruh kegiatan supaya dilaksanakan tanpa membuang waktu dan selalu tepat waktu.
3.    Diharapkan kepada mahasiswa agar dalam pekerjaan plumbing ini diperlukan ketelitian dan ketekunan agar menghasilkan pekerjaan yang baik.
4.    Jagalah keutuhan alat yang kita gunakan dan kembalikan alat yang telah kita gunakan apabila alat tersebut merupakan alat pinjaman
5.    Pipa dapat memuai pada saat penguliran, sehingga pada saat proses penguliran sebaiknya diiringi dengan pemberian oli, agar hasil ulirannya baik.
6.    Utamakan keselamatan kerja.

DAFTAR PUSTAKA


Whidarto, Sri.2001,Buku Pedoman Ahli Pemasangan Pipa,Jakarta: PT Pradnya Paramita

Raswari,1986,Teknologi dan Perencanaan Sistem Perpipaan.Jakarta: UI-PRESS


Ikhsan,2014,Catatan Praktek Plumbing,Lhokseumawe: POLITEKNIK Lhokseumawe

Hamzah,2012, Membuat Instalasi Pipa pada Praktek Plumbing,Soroako: Akademi Teknik Soroako

http://chece0404.blogspot.com/2011/10/laporan-praktek-kerja-pipa.html